Kementerian Pertahanan Siap Amankan Blok Masela

Wednesday, 11 August 2010 - Dibaca 3125 kali

SAUMLAKI. Kementerian Pertahanan siap mengamankan Lapangan Gas Abadi di Blok Masela, Maluku Tenggara Barat, yang berbatasan langsung dengan Australia. Menurut Wakil Menteri Pertahanan, Letnan Jenderal Sjafrie Sjamsoeddin, sudah menjadi kewajiban pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pertahanan untuk mengamankan obyek-obyek vital dan strategis yang berlokasi di perbatasan dengan negara tetangga."Tentunya harus di back up pemerintah daerah setempat, baik dari sisi keamanan maupun sosial kemasyarakatan," kata Sjafrie saat meninjau Pulau Selaru, Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara Barat, Jumat (6/8).Sjafrie mengadakan kunjungan kerja ke wilayah perbatasan yang berhubungan dengan aktivitas operasi minyak dan gas bumi. Selain ke Pulau Selaru, rombongan berkunjung ke Pulau Sekatung, Natuna, yang berbatasan dengan Vietnam. Ikut serta dalam rombongan, Asisten Operasi Panglima TNI, Mayor Jenderal Tono Suratman, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, Kementerian Pertahanan, Budi Susilo Soepandji, Deputi Perencanaan, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS), Haposan Napitupulu, Kepala Divisi Manajemen Proyek, BPMIGAS, Iwan Ratman, dan Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan, BPMIGAS, Elan Biantoro.Sjafrie menjelaskan, harus dilakukan kordinasi yang sinergis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan aparat keamanan untuk mengelola sumber daya alam, khususnya yang terletak di perbatasan. Pasalnya, pertahanan nasional tidak bisa dikelola secara instan, melainkan harus dipersiapkan secara dini dengan konsisten dan kontinyu, baik pemahaman maupun implementasinya."Pemerintah daerah, DPRD, dan masyarakat juga termasuk komponen pertahanan yang penting untuk menjaga kedaulatan negara," kata mantan Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) Jaya itu.Haposan mengatakan, lapangan gas Abadi yang dikelola Inpex, merupakan lapangan remote yang berada di wilayah laut dalam, sehingga membutuhkan biaya yang sangat besar dalam pengembangannya. Meski demikian, apabila proyek ini berhasil, akan menyumbangkan pendapatan yang signifikan bagi negara dan menciptakan multiplier effect yang besar untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan wilayah."Oleh karena itu, dibutuhkan komunikasi dan koordinasi yang solid antara pihak terkait, supaya proyek ini dapat dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu," kata dia.Sementara itu, dalam kunjungannya ke Natuna, Haposan menjelaskan Natuna memiliki potensi gas yang sangat besar. Saat ini, terdapat tiga kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang sudah berproduksi, yakni ConocoPhillips, Premier Oil, dan Star Energy. Sedangkan sembilan kontraktor lain masih dalam tahap eksplorasi.Dia berharap, daerah dapat memanfaatkan peluang yang muncul dari kegiatan penunjang operasi hulu migas sehingga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah tersebut. (BP Migas)

Share This!