Ketergantungan Terhadap Minyak Bumi Tingkatkan Subsidi

Saturday, 28 August 2010 - Dibaca 4331 kali

KLATEN. Ketergantungan terhadap bahan bakar minyak saat ini menjadi faktor utama tingginya biaya pokok produksi listrik PLN, yang telah memproduksi sekitar 25.000 MW dari 30.000 MW listrik di Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan masih tingginya alokasi untuk subsidi listrik yang tahun ini dianggarkan sebesar Rp 55,1 triliun."Apabila ketergantungan terhadap minyak bumi dapat kita kurangi, maka subsidi energi bisa kita hemat dan dialihkan untuk kesehatan, kesejahteraan rakyat, juga untuk pengaliran listrik terutama di wilayah timur dan pelosok Indonesia," demikian disampaikan Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh saat melakukan Kunjungan Kerja ke Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Cokro Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (27/8).Lebih lanjut Menteri ESDM menyampaikan, dengan swadaya Pemda bersama masyarakat, diharapkan porsi listrik yang dihasilkan masyarakat/swasta akan semakin meningkat sehingga sekitar 19 juta KK di Indonesia yang belum teraliri listrik (khususnya di Indonesia bagian timur) dapat segera menikmati listrik yang dihasilkan oleh sumber-sumber energi yang terdapat di masing-masing wilayah."Perjuangan kita adalah bagaimana meratakan energi hingga ke seluruh wilayah Indonesia, terutama dengan meningkatkan pemanfaatan energi matahari, angin, gelombang laut, dan juga panas bumi untuk mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi nasional, khususnya untuk daerah-daerah di luar Jawa-Bali yang belum teraliri listrik," lanjut Menteri ESDM.Mengingat hal tersebut, ujar Menteri, masyarakat harus memahami tujuan dari penyesuaian Tarif Dasar Listrik (TDL) yang diberlakukan per 1 Juli 2010 ini adalah untuk kepentingan nasional, agar subsidi yang diberikan tepat sasaran bagi yang membutuhkan, tidak seperti sebelumnya, masyarakat yang mampu juga turut menikmati subsidi, sehingga beban subsidi menjadi sangat besar. (KO)

Share This!