KKKS Dengan Produksi di Bawah 5.000 bph Diminta Tingkatkan Produksi

Tuesday, 16 August 2011 - Dibaca 1820 kali

JAKARTA - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) mendorong 68 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dengan jumlah produksi di bawah 5.000 barel minyak per hari untuk dapat meningkatkan produksi.Deputi Perencanaan BPMIGAS, Haposan Napitupulu, seperti dilaporkan dalam situs BPMIGAS menjelaskan, jumlah cadangan di wilayah kerja (WK) yang berproduksi di bawah 5.000 barel minyak per hari mencapai 28 persen dari total jumlah cadangan minyak di seluruh WK produksi. Namun, jumlah produksi minyak kontraktor kecil tersebut hanya sembilan persen dari total produksi minyak nasional."Jadi peluang dan potensi untuk meningkatkan produksi masih sangat terbuka," katanya saat pembukaan Workshop Optimisasi Produksi Dalam Rangka Peningkatan Produksi Minyak Nasional di Bandung, Senin (15/8). Dia menjelaskan, langkah ini menunjukkan upaya BPMIGAS dalam hal peningkatan produksi diterapkan pada seluruh WK produksi, baik skala besar maupun skala kecil.Selain mendorong agar kegiatan eksplorasi dilakukan secara besar-besaran, BPMIGAS meminta kontraktor menerapkan teknologi-teknologi baru untuk optimasi produksi. Untuk mewujudkan peningkatan produksi tersebut, kata dia, tidak semudah membalikkan telapak tangan."Berbagai tantangan teknis dan non teknis harus dihadapi," katanya. Teknis seperti pemilihan teknologi yang tepat untuk diterapkan. Sedangkan non teknis adalah masalah-masalah yang berhubungan dengan pemberlakuan peraturan dan perundangan baru, antara lain otonomi daerah, perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, serta UU no. 32 tahun 2010 tentang Lingkungan Hidup.Indonesia telah dua kali mengalami puncak produksi minyak. Puncak produksi pertama terjadi pada tahun 1977 ketika produksi minyak mencapai 1,65 juta Barel per hari. Volume sebesar itu dihasilkan dari kegiatan produksi yang dilakukan secara primary recovery. Puncak produksi kedua terjadi pada tahun 1995 saat produksi minyak kembali mencapai kisaran 1,6 juta bph.Setelah melewati dua puncak produksi tersebut, produksi minyak dan kondensat Indonesia terus mengalami penurunan rata-rata sebesar enam persen per tahun. Saat ini, 90 persen produksi minyak berasal dari lapangan mature. Kegiatan ekstensifikasi produksi hanya cukup menahan laju penurunan produksi. Pada empat tahun terakhir, laju penurunan produksi melambat menjadi sekitar dua persen per tahun sementara kegiatan-kegiatan eksplorasi yang dilakukan hanya menghasilkan penemuan cadangan-cadangan kecil. (KO/bpmigas.com)

Share This!