Komisi VII dan Pemerintah Sepakati Asumsi Makro RAPBN-P 2011

Friday, 8 July 2011 - Dibaca 2026 kali

JAKARTA - Komisi VII DPR dan Kementerian ESDM menyepakati asumsi makro RAPBN-P 2011 yaitu ICP US$ 95 per barel, produksi atau lifting 945.000 barel per hari dan volume BBM bersubsidi 40,49 juta kiloliter.Menteri ESDM Darwin Zahedy Salah dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII yang dipimpin Teuku Riefky Harsya, tadi malam, mengemukakan, usulan angka ICP sebesar US$ 95 per barel, tidak semata-mata berdasarkan taksiran estimasi harga dari berbagai sumber seperti Reuters dan OPEC, tetapi juga berkaitan dengan manajemen alokasi anggaran.Sedangkan produksi atau lifting sebesar 945.000 barel per hari, didasarkan pada estimasi BPMIGAS sebagai penanggung jawab operasi KKKS. Berdasarkan laporan BPMIGAS, lanjutnya, diketahui bahwa penurunan produksi minyak Indonesia disebabkan beberapa hal, di samping kecenderungan penurunan alamiah dari sumur-sumur.Pemerintah optimis target produksi atau lifting pada RAPBN-P 2011 sebesar 945.000 dapat tercapai. Namun tentu saja, hal itu tidak dapat dicapai dengan mudah karena harus dilakukan terobosan-terobosan agar kendala di lapangan dapat teratasi."Terutama berkaitan dengan tumpang tindih lahan dan perijinan yang ada di daerah," tambahnya.Komisi VII dan Kementerian ESDM juga menyepakati menambahjatah kuota BBM bersubsidi dari 38,6 juta kiloliter menjadi 40,49 juta kiloliter. Dana tambahan yang harus dirogoh pun mencapai Rp 25 triliun."Kalau kita bicara tambahan volume konsumsi BBM subsidi, maka ekses dana kami tambah Rp 25 triliun. Jadi totalnya akan ada Rp 120,7 triliun untuk subsidi BBM," jelas Darwin.Rincian tambahan kuota BBM subsidi menjadi 40,49 juta kiloliter adalah: Premium: 24.54 juta kiloliter (bertambah 1,35 juta kiloliter) Minyak Tanah: 1,8 juta kiloliter (diturunkan 0,52 juta kiloliter) Solar: 14.15 juta kiloliter (bertambah 1,07 juta kiloliter)

Share This!