Konversi BBM ke Gas, Kurangi Subsidi BBM Jangka Panjang

Tuesday, 28 February 2012 - Dibaca 2415 kali

JAKARTA - Konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas harus terus dilaksanakan karena hanya dengan kebijakan itu, subsidi BBM dapat dikurangi dalam jangka panjang. Biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar gas lebih murah karena hanya 60% dari BBM.

"Jadi kalau kita pakai barang murah, jelas lebih efisien," kata Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo di usai diskusi di Radio Sindo, Jakarta, Senin (27/2).

Widjajono mengemukakan, di negara-negara yang kaya minyak seperti Saudi Arabia, harga BBM relatif murah. Namun untuk Indonesia yang mengimpor minyak, tidak dapat diberlakukan hal yang sama.

"Kalau Saudi, (produksi minyak) yang dipakai penduduknya paling hanya 20%. Dikasih (gratis ke penduduk) nggak masalah. Jadi jangan disamaian dengan orang kaya. Lebih baik duitnya dipakai untuk bikin orang miskin jadi nggak miskin," tambahnya.

Agar program konversi BBM ke gas ini berhasil dilaksanakan, maka harga BBM harus dinaikkan. Dengan demikian, maka orang akan beralih menggunakan gas yang harganya lebih murah. Hal ini juga terjadi ketika dilakukan kebijakan konversi dari minyak tanah ke LPG.

Menteri ESDM Jero Wacik sebelumnya mengatakan, konversi BBM ke gas akan dilakukan secara bertahap mulai 1 April mendatang. Kebijakan ini sudah menjadi keharusan karena harga BBM semakin mahal, sementara produksi minyak dalam negeri terus menurun. Di sisi lain, produksi gas meningkat pesat. (TW)

Share This!