Kualitas Data Migas yang Baik Tingkatkan Minat Investor

Sunday, 11 April 2010 - Dibaca 3094 kali

JAKARTA. Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya tidak terbarukan atau keberadaannya terbatas (finite resource), jika menambang satu barrel, maka sumber daya berkurang satu barrel, dan harus mencari sebagai penggantinya di tempat lain melalui eksplorasi. Minyak bumi akan tetap merupakan bahan bakar vital terutama untuk alat transportasi dan industri serta kebutuhan rumah tangga."Kebutuhan dalam negeri saat ini 1,3 juta barrel, sementara produksi minyak bumi menurun, saat ini sekitar 965 barrel per hari. Walaupun dalam bauran energi nasional masa akan datang porsi minyak bumi diturunkan, namun secara kuantitas akan tetap tinggi mengingat jumlah penduduk dan kendaraan yang bertambah serta industri berkembang", ujar Kepala Badan Geologi, R. Sukhyar dalam diskusi peningkatan produksi minyak dan gas yang diselenggaan oleh IAGI beberapa waktu lalu.Karena itu untuk mendapatkan cadangan baru maka diperlukan kulitas data yang baik sehingga investor tertarik, saat ini menurut Kepala Badan Geologi pelaku usaha cenderung berusaha pada lapangan minyak yang resiko rendah (lapangan mature) akibat minimnya data geosains.Terkait dengan masalah data tersebut Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo mengatakan pemerintah tidak memiliki cukup anggaran untuk menyediakan data yang bagus. "Kalau kita punya anggaran yang lebih baik, kita bisa bekerja sama dengan Badan Geologi atau Balitbang KESDM. Sehingga kualitas data mejadi lebih baik.Selanjutnya menurut Kepala Badan Geologi, pemerintah perlu memposisikan perannya dalam mengatasi masalah tersebut diatas dengan mengambil inisiatif untuk melakukan langkah-langkah terobosan, yaitu investasi dalam eksplorasi yang meliputi kajian pada cekungan minyak yang sudah berproduksi dan melakukan survei pada daerah-daerah cekungan belum berproduksi maupun yang sudah berproduksi serta melakukan investasi di sisi hulu terutama survei umum. Dengan langkah-langkah tersebut lanjut R. Sukhyar akan meningkatkan pemahaman potensi migas, mengurangi resiko bisnis industri migas, dan sekaligus akan meningkatkan bargaining posisi pemerintah. (SF)

Share This!