LHE Hemat Rp 1,27 Triliun per Tahun

Sunday, 27 December 2009 - Dibaca 3124 kali

JAKARTA. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam berperilaku hemat energi masih menjadi kendala dalam pelaksanaan program efisiensi energi di Indonesia, yang meunjukkan kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai energi dan pemanfaatannya.Hal ini tampak dari hasil sebuah survey sederhana yang dilakukan Tim Nasional Penghematan Energi dan Air (Timnas HEA) kepada 100 responden untuk mengetahui pertimbangan responden dalam memilih produk elektronik. Hasilnya, lebih dari setengah responden (53 orang) menjadikan harga sebagai prioritas dalam membeli produk elektronik."Padahal, jika dihitung dari nilai investasi, produk hemat dengan harga sedikit lebih mahal jauh lebih menguntungkan," ujar Ketua Pelaksana Timnas HEA, Eddie Widiono pada Round Table Discussion bertema "Prospect of Energy Efficiency and Demand Side Management" di Jakarta (21/12).Eddie mencontohkan, penggunaan Lampu Hemat Energi (LHE) 9 watt lebih hemat energi 75%-80% dibandingkan dengan lampu pijar konvensional 40 watt dengan terang yang sama. Dengan penggunaan sekitar 10 jam per hari, biaya pemakaian lampu pijar konvensional adalah Rp 108.200 per tahun, sementara dengan LHE 9 watt biaya dapat ditekan menjadi Rp 63.600 per tahun (asumsi harga listrik Rp 530/kWh).Oleh karena itu, lanjut Eddie, pada tahun 2008 lalu PLN telah mencanangkan penggantian 51 juta lampu pijar dengan LHE, yang dapat menghemat energi sebesar 2,4 juta MWh per tahun atau bila dirupiahkan akan mencapai Rp 1,27 Triliun per tahun.

Share This!