Menteri ESDM Buka The 17th Annual Coaltrans Asia

Monday, 30 May 2011 - Dibaca 5088 kali

NUSA DUA - Menteri ESDM membuka secara resmi The 17th Annual Coaltrans Asia, Senin (30/5/2011). 17th Coaltrans Conferences yang diselenggarakan di Bali International Convention Centre, Nusa Dua - Bali sejak tanggal 29 Mei - 1 Juni 2011. Pelaksanaan Coaltrans Conference ditujukan untuk berbagi informasi terkini mengenai industri batubara dunia, yang fokus pada perkembangan dan kondisi pasar penting dunia seperti: China, India dan Amerika, serta sebagai sarana bertemunya semua pemain kunci pasar, dari produsen, pengguna, pedagang dan distributor.Dalam sambutannya sebelum membuka acara Menteri ESDM menggambarkan kondisi bauran energi di Indonesia yang masih didominasi energi berbasis fosil (fosil base). "Bauran energi Indonesia masih didominasi oleh energi fosil. Saat ini, energi fosil menyumbang 93% untuk campuran energi nasional, yang terdiri dari 47% minyak, gas alam 21% dan 25% batubara".Menurutnya, produksi minyak dimulai di Indonesia lebih dari 100 tahun yang lalu. Tentu, sebagian besar ladang minyak memproduksi kini telah tua. Produksi gas, di sisi lain, di mulai kemudian. Namun demikian, Indonesia merupakan salah satu perintis dalam industri LNG dan sekaligus eksportir LNG terbesar di dunia, lanjut Beliau.Ditambahkannya, pada tahun 2005, kebutuhan gas dalam negeri mulai meningkat. Oleh karena itu, Indonesia harus menata kembali kebijakan pada gas alam, untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energi dalam negeri. Ini juga termasuk percepatan pengembangan sumber gas non-konvensional, khususnya Coal Bed Methane (CBM).Produksi batubara telah meningkat secara signifikan sejak tahun 1980-an. Saat itu, Indonesia telah mengembangkan rencana untuk mencairkan batubara dan menambahkannya ke portofolio energi. Pencairan batubara, dan juga gasifikasi batubara, pasti akan memperluas peran batubara dalam bauran energi nasional, proses untuk pencairan batubara terutama akan menggunakan Low-Rank Coal (LRC), yang saat ini masih melimpah di Indonesia.Pengembangan dan penggunaan teknologi batubara bersih, termasuk gasifikasi batubara dan pencairan serta upgrade brown coal (UBC), akan memungkinkan penggunaan batubara bersih dan ramah lingkungan dapat diwujudkan. "Dengan menempatkan teknologi baru dan praktik pertambangan yang baik, saya percaya bahwa kami dapat melanjutkan pencapaian produksi mengesankan, dan saya yakin bahwa industri bisa respon dengan persyaratan permintaan yang besar di masa depan. Saya percaya mereka menawarkan peluang investasi yang besar untuk Anda," ujar Menteri.Menteri ESDM berharap, pertemuan tahunan Coaltrans Asia dan menghadirkan pembicara dari kalangan Pemerintah, BUMN dan Swasta serta menyediakan ruang pameran bagi 100 peserta pameran dapat menghasilkan rekomendasi positif untuk memajukan industri batubara pembangunan di Indonesia. (SF)

Share This!