Menteri ESDM: Peran Non-BBM Optimal, BPP Turun

Monday, 13 June 2011 - Dibaca 2227 kali

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Zahedy Saleh menyampaikan, apabila peran energi non-BBM sebagai sumber pembangkit dapat dioptimalkan, maka Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik akan turun, mengingat komponen utama BPP adalah biaya pembangkitan dimana biaya pembangkitan didominasi oleh biaya energi primer (tahun 2011 biaya energi diperkirakan mencapai 82% dari biaya pembangkitan)."Hingga saat ini peranan energi non-BBM belum dapat dioptimalkan karena masih terkendala infrastruktur," papar Menteri ESDM pada Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, di Jakarta, Senin (13/06/2011).Menteri menyebutkan, BPP tenaga listrik di Indonesia masih lebih mahal dibanding Thailand dan Malaysia. BPP tenaga listrik di Malaysia pada 2009 mencapai Rp 667/kwh, sementara di Indonesia adalah Rp 1.009/kwh."Hal ini disebabkan kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan belum terinterkoneksi secara keseluruhan. Jika jaringan sudah memadai dan peran non-BBM relatif lebih optimal seperti di Jawa dan Bali maka BPP dapat lebih rendah dari lainnya," ujar Menteri.Menanggapi masih tingginya BPP tersebut, Menteri menjelaskan, diperlukan usaha terus menerus untuk menurunkan dengan cara memperbaiki bauran energi primer serta mengoperasikan pembangkit 10.000 MW Tahap 1 tepat waktu.Pemanfaatan energi primer untuk pembangkitan tenaga listrik ditujukan agar kontinuitas pasokan energi primer tersebut dapat terjamin dengan mengutamakan pemanfaatan sumber energi primer setempat, pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam rangka mengurangi penggunaan BBM untuk pembangkitan tenaga listrik. (KO)

Share This!