Peluang Pemanfaatan Energi Surya Fotovoltaik Di Indonesia
JAKARTA. Kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang kecil dan banyak yang terpencil menyebabkan sulit untuk dijangkau oleh jaringan listrik yang bersifat terpusat. Untuk memenuhi kebutuhan energi di daerah-daerah semacam ini, salah satu jenis energi yang potensial untuk dikembangkan adalah energi surya menggunakan energi surya fotovoltaik.Sistem Energi Surya Fotovoltaik (SESF) atau secara umum dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik (PLTS Fotovoltaik) Selain dapat digunakan untuk program listrik perdesaan, peluang pemanfaatan energi surya lainnnya misalnya, lampu penerangan jalan dan lingkungan, listrik untuk rumah peribadatan. sangat ideal untuk dipasang di tempat-tempat ini karena kebutuhannya relatif kecil. Dengan SESF 100 /120Wp sudah cukup untuk keperluan penerangan dan pengeras suara.Pemanfaatan lainnya adalah untuk penyediaan listrik untuk sarana umum. Dengan daya kapasitas 400 Wp, Penyediaan listrik untuk sarana pelayanan kesehatan, seperti: rumah sakit, Puskesmas, Posyandu, dan Rumah Bersalin, Penyediaan listrik untuk Kantor Pelayanan Umum Pemerintah. Untuk pompa air (solar power supply for waterpump) yang digunakan untuk pengairan irigasi atau sumber air bersih (air minum). Strategi pengembangan Fotovoltaik di Indonesia meliputi, pemanfaatan SESF secara terpadu, yaitu untuk keperluan penerangan (konsumtif) dan kegiatan produktif, Mengembangan SESF melalui dua pola, yaitu pola tersebar dan terpusat yang disesuaikan dengan kondisi lapangan. Pola tersebar diterapkan apabila letak rumah-rumah penduduk menyebar dengan jarak yang cukup jauh, sedangkan pola terpusat diterapkan apabila letak rumah-rumah penduduk terpusat.Selanjutnya adalah, mengembangkan pemanfaatan SESF di perdesaan dan perkotaan, mendorong komersialisasi SESF dengan memaksimalkan keterlibatan swasta, mengembangkan industri SESF dalam negeri yang berorientasi ekspor dan mendorong terciptanya sistem dan pola pendanaan yang efisien dengan melibatkan dunia perbankan. Didalam mengembangkan SESF di Indonesia terdapat kendala yang harus diselesaiakan seperti, harga modul surya yang merupakan komponen utama SESF masih mahal mengakibatkan harga SESF menjadi mahal, sehingga kurangnya minat lembaga keuangan untuk memberikan kredit bagi pengembangan SEEF, selain itu untuk mendapatkan suku cadang dan air accu sangat sulit, khususnya di daerah perdesaan, sehingga menyebabkan SESF cepat rusak. Pemasangan SESF di daerah perdesaan pada umumnya tidak memenuhi standar teknis yang telah ditentukan, sehingga kinerja sistem tidak optimal dan cepat rusak dan pada umumnya, penerapan SESF dilaksanakan di daerah perdesaan yang sebagian besar daya belinya masih rendah, sehingga pengembangan SESF sangat tergantung pada program Pemerintah;Kendala lainnya adalah Belum adanya industri pembuatan sel surya di Indonesia, sehingga ketergantungan pada impor sangat tinggi. Akibatnya, dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar menyebabkan harga modul surya menjadi semakin mahal.
Share This!