Peluang Terbuka Lebar, Peran Generasi Muda di Sektor Migas Dinanti

Tuesday, 25 February 2020 - Dibaca 1668 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 089.Pers/04/SJI/2020

Tanggal: 25 Februari 2020

Peluang Terbuka Lebar, Peran Generasi Muda di Sektor Migas Dinanti

Masih banyaknya potensi cadangan minyak dan gas bumi (migas) yang tersimpan di perut bumi Indonesia dan belum dieksplorasi, menjadikan industri migas tetap menjanjikan. Peran generasi muda untuk berkiprah di sektor hulu migas juga sangat terbuka. Anggapan bahwa industri migas adalah industri yang meredup (sunset industry), sejatinya kurang tepat, mengingat dari sebanyak 128 cekungan di Indonesia, masih ada 35 cekungan yang perlu dikembangkan dan 73 lainnya yang belum dieksplorasi.

Kepala Divisi Perencanaan Eksploitasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK) Migas Wahju Wibowo mengungkapkan, SKK Migas menyakini masih adanya potensi cadangan migas yang sangat besar. Kondisi tersebut memberikan harapan bahwa industri hulu migas di Indonesia masih dapat berkembang di masa mendatang.

"Untuk memaksimalkan potensi yang ada tersebut, kita harus melakukan pekerjaan dengan cara yang berbeda atau disebut Business Unusual. Tetapi konteksnya positif. Business unusual itu berarti melakukan pekerjaan yang masif, agresif, dan efisien. Saya yakin hanya anak-anak muda bisa, karena perubahan ada di tangan kalian," ungkap Wahju, dalam sebuah diskusi terbatas NEXTGen Forum dengan topik "The Future Energy Jobs, di Jakarta, Selasa (25/2).

SKK Migas juga telah mencanangkan target produksi minyak sebanyak 1 juta barel per hari pada 2030. Target ini telah diperhitungkan dengan pertimbangan adanya penemuan besar dari hasil kegiatan eksplorasi.

Senada, Managing Director Schlumberger Indonesia, Devan Raj mengungkapkan bahwa Inovasi teknologi dalam proyek-proyek migas, khususnya yang terkait dengan kegiatan eksplorasi dan produksi juga akan sangat banyak dibutuhkan. Inovasi sangat dibutuhkan demi optimalisasi kinerja eksplorasi dan produksi migas nasional. Teknologi juga dapat membantu menemukan lapangan-lapangan baru dengan mengedepankan efisiensi dan efektifitas.

xc-WhatsApp,P20Image,P202020-02-25,P20at

Sebelum adanya bantuan dari teknologi ada sebuah pekerjaan yang memerlukan waktu selama 18 bulan. Sekarang, setelah adanya teknologi, waktu yang dibutuhkan dapat dipersingkat menjadi 18 hari. Digitalisasi yang terjadi di hampir semua industri itu tetap memerlukan energi. Oleh karena itu, upaya pencarian sumber energi termasuk migas menjadi sangat penting. "Di industri migas, digitalisasi tidak bertujuan untuk mengganti peran tenaga kerja. Tetapi, teknologi justru membantu menghasilkan pekerjaan yang cepat, tepat, dan lebih baik," ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah juga berkomitmen untuk tetap fokus menjaga investasi sektor energi dan sumber daya mineral dalam lima tahun mendatang. Sektor minyak dan gas bumi dinilai tetap punya peluang besar dalam menggaet investor dengan total nilai investasi sekitar USD117 miliar hingga tahun 2024. Target ini cukup realistis mengingat akan berjalan proyek strategis migas yang akan beroperasi. Bahkan beberapa wilayah kerja migas yang sudah dieksploitasi lama juga masih punya potensi

Dari sisi generasi milenial, forum ini juga menghadirkan Nayesha Shafira selaku Surveillance & Optimization Engineer Area-1 PT MedcoEnergi Indonesia. Nayesha memaparkan bagaimana tanggung jawab sehari-hari di perusahaan, tips dan pandangannya tentang peranan generasi milenial pada industri hulu migas ke depannya. Menurutnya, masih ada peluang untuk berkreasi dan berinovasi.

"Saya bersyukur sebagai junior di Perusahaan migas swasta nasional, banyak diberi kesempatan ikut dalam proyek-proyek migas yang menantang, seperti Proyek Illiran High di Blok Rimau, Sumatera Selatan. Proyek ini merupakan proyek heavy oil pertama Medco E&P," ujarnya.

Selain itu, masih dalam rangkaian acara ini, secara paralel Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga membuka dialog dan tanya jawab secara online melalui media sosial Instagram. Melalui postingan terakhir di akun @kesdm, milenial migas diajak menyampaikan masukan dan pertanyaan sebagai bentuk kepedulian di industri hulu migas.

Sebagai informasi, forum diskusi yang diikuti oleh sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta ini merupakan bagian awal dari rangkaian acara pre-event Pameran dan Konvensi ke-44 Indonesian Petroleum Association (IPA) atau biasa disebut IPA Convex yang akan diselenggarakan pada 2-4 September 2020, di Jakarta Convention Center. Diharapkan, kehadiran generasi muda pada industri hulu migas nasional akan terus meningkat sehingga pada akhirnya industri ini dapat mengantarkan bangsa Indonesia mencapai ketahanan energi di masa mendatang. (RAF)


Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agung Pribadi (08112213555)

Share This!