Pemerintah Akan Fasilitasi Pengolahan Mineral Tanah Jarang

Monday, 1 September 2014 - Dibaca 4982 kali

JAKARTA - Mineral tanah jarang banyak terdapat di Indonesia khususnya di sekitar Bangka Belitung. Mineral tanah jarang yang merupakan bahan baku industri teknologi tinggi tersebut saat ini belum termanfaatkan karena terbatasnya kemampuan Indonesia untuk memisahkannya dari mineral logam induknya.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, R Sukhyar dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI hari ini, Senin (01/09/2014) mengatakan, "Logam tanah jarang memang banyak terdapat di Indonesia, beberapa perusahaan sudah mengajukan pada kami mengenai izin pengelohan dan pemurnian logam tanah jarang. logam tanah jarang banyak terdapat di Bangka Belitung".
"Permasalahannya adalah itukan sudah dipetak-petak, sekarang kalau dia mau membangun pengolahan dan pemurnian maka dia harus bekerjasama dan itu yang akan kami fasilitasi saat ini", lanjut R. Sukhyar.

Dalam Pertemuan 4th ASEAN Ministerial Meeting on Mineral (AMMIN) And Associated Meetings di Bali bulan November tahun lalu, Pemerintah menawarkan kerjasama pemanfaatan mineral logam tanah jarang kepada negara - negara ASEAN Plus (ASEAN, China, Jepang dan Korea Selatan).

Mineral tanah jarang yang banyak ditemukan di Indonesia adalah bijih Timah dengan mineral ikutan Monazite, Xenotime, Zircon dan Ilmenite, bijih Tembaga dengan mineral ikutan Anode Slime, Pasir Besi, bijih Emas dan bijih Bauksit.

Indonesia merupakan produser timah nomor dua dan eksportir nomor satu didunia, saat timah diproses melalui pembakaran terdapat tin slek sebagai sisa pembakaran yang mengandung unsur-unsur tanah jarang sebesar 8 persen. Masalah yang timbul kemudian, Indonesia belum mampu memisahkan sehingga Indonesia meminta negara lain untuk membantu mengekstrak Mineral Tanah jarang (rare earth). Rare earth sangat penting untuk industry telekomunikasi, dan produk teknologi tinggi lainnya, kita punya resourcesnya namun kita tidak mampu mengextract dan mengolahnya. (SF)

Share This!