Pemerintah Cari Solusi Lancarkan Produksi Smelter

Tuesday, 17 May 2016 - Dibaca 2379 kali

JAKARTA - Kementerian ESDM telah melakukan audit smelter di Provinsi Bangka Belitung dan Kepulauan Riau. Tujuan dari audit ini adalah untuk mencari solusi atas sumbatan produksi timah, dikarenakan dari sejumlah 47 smelter yang ada di Provinsi Bangka Belitung, hanya ada 29 smelter yang aktif, serta sejak tahun 2013 hingga 2015 kapasitas smelter yang dipakai hanya 21% per tahun. Hal ini disampaikan oleh Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Mochtar Husein, dalam acara Temu Media yang dilaksanakan pada hari ini, Selasa (17/5) di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta.

"Berdasarkan keputusan rapat di Bangka Belitung, yang bertepatan dengan kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup), Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM ditugasi untuk mengaudit smelter di Bangka Belitung dan Kepulauan Riau. Ini juga merupakan kesepakatan bersama antara Pemerintah Daerah, Pemerintah Bangka Belitung, dan Direktorat Jenderal Minerba", jelas Mochtar.

Namun, menurut Mochtar, tidak dipungkiri bahwa dalam melakukan audit smelter ini terdapat beberapa batasan, seperti tidak diperolehnya data yang lengkap terkait perizinan smelter dan kurangnya koordinasi dengan kementerian terkait.

"Ke depannya, Kementerian ESDM berencana untuk membuat Nota Kesepahaman dengan Bea Cukai terkait pertukaran informasi dalam hal pengawasan produksi smelter", tutur Mochtar. Nota Kesepahaman ini pun akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan, serta Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara.

"Memang tidak mudah untuk melakukan audit smelter ini. Koordinasi yang akan kita lakukan, termasuk dengan Pemerintah Daerah adalah untuk melancarkan sumbatan-sumbatan dalam produksi smelter, sehingga ke depannya produksi smelter timah di Provinsi Bangka Belitung dan Kepulauan Riau akan meningkat", pungkas Mochtar. (WA)

Share This!