Pengembangan Interkoneksi PLTMH Kombongan, Garut

Tuesday, 15 March 2011 - Dibaca 6675 kali

Hingga saat ini, Indonesia masih sangat tergantung pada suplai energi fosil (minyak bumi, gas bumi dan batubara) sebagai sumber energi utama. Kebutuhan energi nasional dari tahun ke tahun terus meningkat, sementara pada sisi lain kondisi cadangan/deposit energi fosil cenderung kian menyusut. Sejalan dengan semakin meningkatnya tuntutan kebutuhan energi tersebut, maka peran energi baru terbarukan diharapkan terus meningkat, salah satunya melalui pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).

Pada medio Agustus 2006, di daerah Kombongan, Garut-Jawa Barat telah dibangun unit PLTMH yang dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan listrik para penduduk desa tersebut. Proyek yang berjalan selama 8 bulan, sejak aktifitas survei, hingga masa pembangunan dan instalasi turbin berkapasitas daya 85 kW, berhasil memenuhi harapan masyarakat di sekitar daerah Kombongan yang sudah sejak lama mendambakan masuknya listrik ke daerah mereka.

Dusun Kombongan terletak 53,5 Km ke arah selatan dari Kota Garut, tepatnya berada di Desa Pakenjeng, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut. Untuk mencapainya dapat menggunakan kendaraan roda empat selama 1 jam dari kota Garut sampai kota Kecamatan Pamulihan, selanjutnya sekitar 5 menit sampai Desa Pakenjeng. Lokasi PLTMH sendiri berada di kawasan hutan lindung dan obyek wisata air terjun Sang Hyang Taraje.

Debit air PLTMH Kombongan didesain 600 liter/detik yang diambil dari Sungai Cikandang. Untuk menaikkan muka air dan menjamin pasokan air ke dalam intake maka dibangunlah bendungan. Bendungan yang digunakan adalah bendungan permanen sepanjang 24 meter dengan ketinggian 1,60 meter dari dasar sungai. Dengan kedalaman sungai rata-rata saat pengukuran adalah 50 cm, maka tanggul ini akan menaikkan muka air normal pada area ini menjadi setinggi 1,10 meter.

Masyarakat di sekitar PLTMH Kombongan pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani yang mengelola persawahan, dimana pengelolaan lahan dan hasil pertaniannya masih dilakukan secara tradisional. Industri kecil yang ada antara lain usaha batu bata dan penggilingan padi.

Pengembangan Interkoneksi PLTMH Kombongan

Pengembangan interkoneksi pembangkit mikrohidro sangat diperlukan untuk membantu masyarakat sekitar yang belum teraliri listrik secara kontinyu agar tidak mudah terkendala oleh satu pembangkit serta mendukung kebijakan Pemerintah mengenai Peran Energi Baru terbarukan yang diharapkan akan terus meningkat secara bertahap hingga tahun 2020 dapat memberikan kontribusi hingga 5%.

Pada tahun 2009, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan (P3TKEBTKE) telah melakukan pengembangan interkoneksi PLTMH Kombongan dengan cara meng-upgrade Automatic Voltage Regulator (AVR) dan penambahan droopkits, serta penggantian mainboard Electronic Load Controller dengan sistem digital untuk memudahkan operator dalam pengoperasian interkoneksi.

Dari hasil penelitian dan pengembangan interkoneksi PLTMH Kombongan ini diperoleh peningkatan daya listrik sebesar 165 kW dari daya sebelumnya sebesar 85 kW. Namun untuk masyarakat Kombongan diberikan daya listrik sebesar 65 kW secara gratis dan yang 100 kW dilakukan grid sehingga menjadi pemasukan negara bukan pajak, dari optimasi grid koneksi tersebut diperlukan penambahan ballast load sampai 120% dari kapasitas maksimum keluaran.

Pelaksanaan penelitian dan pengembangan Interkoneksi PLTMH Kombongan meliputi beberapa tahap, antara lain;

  1. Pemasangan Tiang beton ukuran 11 M/200 daN sebanyak 51 tiang dan ukuran 9 M/200 daN sebanyak 4 tiang sebagai jaringan transmisi dan distribusi.

  2. Pemasangan Material Gardu, meliputi beberapa komponen proteksi tegangan menengah, antara lain; Travo 200 KVA, Panel Gardu, Lighting Aresster 24 KV/10 A, Load Break switch (LBS) 24 KV, Panel meter KWH, Dudukan Trafo, Sepatu Kabel 70, Rod Earthing 20 x 2500 mm + clamp, Bare conductor Cu 50 mm2, Sepatu kabel Cu 50 mm2.

  3. Pemasangan panel sinkron di lapangan dilakukan setelah pabrikasi selesai dengan pengawasan dari team peneliti dan tenaga ahli.

  4. Penambahan Panel sinkronisasi dan panel pembagi beban daya listrik antara consumer Load dengan Grid PLN.

Dari kegiatan penelitian pengembangan interkoneksi sumber energi terbarukan ke grid PLN diharapkan dapat membantu masyarakat Kombongan dalam hal pemenuhan kebutuhan energi listrik secara gratis dengan kapasitas terpasang maksimal untuk penduduk sebesar 65 kW dan jika mau menambah daya listrik bisa dilakukan dengan cara meminta ijin pada PLN karena sisten jaringan listrik telah dilakukan grid jadi penambahan daya listrik bisa ditanggung sendiri dan tidak dibatasi. Dengan adanya grid sumber energi terbarukan ini masyarakat tidak dicemaskan adanya pemadaman listrik karena kerusakan pembangkit lokal, namun masyarakat tetap bisa memakai konsumsi energi listrik yang bisa di suplai dari sumber listrik dari PLN. (MS_p3tkebtke)

Share This!