Pengembangan Sistem Hibrid PLTS 2.5 kW Dan PLTMH 100 kW Di UMM Jawa Timur

Sunday, 6 March 2011 - Dibaca 9667 kali

Perkembangan teknologi dengan menggabungkan beberapa sumber energi dapat dilakukan dengan teknologi yang dikenal sebagai sistem hibrid (hybrid system). Balitbang ESDM pada unit Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan (P3TKEBTKE) telah mengembangkan sistem hibrid PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) yang dikombinasikan dengan sistem pembangkit lainnya. Aplikasi hibrid ini dapat diterapkan di pedesaan antara lain: Hibrid PV-Genset, PV-Wind dan PV-MikroHidro.

Sistem pembangkit hibrid adalah suatu sistem pembangkit yang menggunakan lebih dari satu jenis sumber energi primer untuk satu beban yang sama. Tujuan utama dikembangkan pembangkit hibrid adalah untuk menjamin suplai sumber energi primer pada pembangkit, sehingga produksi listrik juga terjamin. Di sisi lain, dengan sistem hibrid ini maka sistem pembangkit juga akan menjadi lebih efisien dan ekonomis.

P3TKEBT Pada Tahun Anggaran 2009 membangun suatu unit eksperimen Sistem Hibrid PLTS-PLTMH di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Daya listrik yang dihasilkan diintegrasikan dengan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) untuk melayani kebutuhan beban kampus UMM. PLTMH-nya sendiri telah dibangun pada tahun 2007.

Unit eksperimen Sistem Hibrid PLTS-PLTMH ini diharapkan dapat menjadi sarana penelitian dan peningkatan pengetahuan praktis mengenai variabel-variabel kontrol suatu sistem pembangkit hibrid untuk mencapai kondisi optimum, baik pada aspek kestabilan sistem maupun keekonomian suatu teknologi pembangkit listrik hibrid antara PLTS-PLTMH.

Konfigurasi Sistem Hibrid PLTS-PLTMH

Sistem Hibrid yang berlokasi di UMM menggabungkan PLTS dengan PLTMH, kombinasi ini memiliki karakteristik apabila saat musim panas debit air berkurang sehingga menyebabkan kapasitas daya yang disuplai oleh PLTMH menurun. Kapasitas suplai daya akan dapat diperbaiki oleh adanya PLTS, karena pada musim panas PLTS akan bekerja maksimum.

PLTMH yang diberi nama Sengkaling-1 ini berkapasitas 100 kW, dibangun oleh P3TKEBT pada tahun 2007. Daya yang dihasilkan digunakan untuk memasok sebagian kebutuhan beban daya kampus UMM. Sedangkan sumber pembangkit tenaga surya, diinterkoneksi pada tahun 2009 dengan module PV kapasitas daya 2.5 kW yang diletakkan di atas atap Rumah Pembangkit PLTMH Sengkaling-1.

Konfigurasi Sistem Hybrid PLTS-PLTMH di UMM terdiri dari empat jenis pembangkit dari sumber energi berbeda yang terhubung ke beban (load). Keempat jenis pembangkit tersebut adalah PLTS; PLTMH; suplai dari Jaringan PLN; dan 4. Pembangkit GENSET. Adapun beban yang dimaksud adalah beban daya dari kampus Universitas Muhammadiyah Malang. Sistem hibrid dirancang tanpa baterei penyimpan karena sudah dinterkoneksi dengan grid PLN. Daya Listrik yang dihasilkan PLTS dapat lansung diintegrasikan dengan PLTMH dan selanjutnya digunakan untuk melayani sebagian kebutuhan beban daya UMM yang terdiri dari gedung perkuliahan serta laboratorium dengan total beban sebesar 300 kVA pada siang hari. Untuk memenuhi beban seluruh-nya, diperlukan pasokan tambahan dari jaringan PLN. Selain itu juga disiapkan sebuah Genset dengan kapasitas 300 kVA sebagai back-up apabila terjadi gangguan suplai dari jaringan PLN.

Sumber energi PLTMH Sengkaling I berasal dari aliran hulu Kali Brantas dengan head 15 meter dan debit 900 liter/detik. Jenis turbin yang digunakan adalah Crossflow T-15 dengan diameter runner 500 mm. Daya listrik yang dihasilkan dari PLTMH Sengkaling I dihubungkan dengan jaringan kampus UMM untuk melayani beban kegiatan perkuliahan, laboratorium dan fasilitas umum. Kebutuhan beban tersebut juga dipasok oleh PLN. (MS)

Sumber: Jurnal Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan - P3TKEBTKE ISSN 1978-2365

Share This!