Peningkatan Produksi Migas Masih Dimungkinkan

Tuesday, 20 April 2010 - Dibaca 3143 kali

JAKARTA. Meski sumur-sumur minyak Indonesia merupakan sumur tua dengan rata-rata natural decline 12% namun pemerintah tetap optimis untuk mengupayakan produksi migas nasional sesuai yang sudah ditargetkan dalam APBN. Dengan penerapan teknologi tepat guna dan pembenahan beberapa aspek diharapkan target produksi migas nasional dapat tercapai.Pengoptimalan produksi migas diupayakan dengan penerapkan beberapa teknik peningkatan produksi migas pada sumur minyak existing seperti teknik enhanced oil recovery (EOR). Dengan penerapan teknik ini cadangan produksi migas diperkirakan dapat ditingkatkan hingga mencapai 30%. Terkait dengan teknik tersebut Direktur Jenderal Migas Evita H. Legowo dalam acara pada acara Seminar Tantangan dan Peluang Peningkatan Produksi Migas Nasional yang diadakan Forum Wartawan ESDM, Selasa (20/4) mengatakan, meski tergantung dengan kondisi sumur dan teknologi yang diterapkan namun dengan menggunakan EOR cadangan produksi sumur diperkirakan dapat meningkat menjadi 70% dari sebelumnya sekitar 35%. Mengenai pembenahan aspek yang harus dilakukan pemerintah agar target produksi migas nasional tercapai, masih dalam acara yang sama Tim Pengawas Peningkatan Produksi Migas (P3M) KESDM Rudi Rubiandini menyatakan, target maksimum produksi migas nasional dapat dicapai bila langkah-langkah penting (urgent) dan tantangan-tantangan yang dihadapi dapat diselesaikan secara koordinatif.Lebih lanjut Rudi Rubiandini menjelaskan, langkah-langkah urgent yang harus dilakukan adalah, pembenahan aspek regulasi, Health Safety and Environment (HSE), persetujuan POD/POP, komersial dan aspek pembebasan lahan. Sedangkan tantangan-tantangan yang arus diselesaikan yaitu, exploration tax, RUU Cost recovery, azas cabotage (UU 17 /2008), amandemen UU No. 22 tahun 2001 dan Permen No.06 tahun 2010 (percepatan produksi), UU No, 32 tahun 2009, dan Permen LH No.04 tahun 2007 pasal 2 - lamp 1."Saya cukup optimis bahwa target minimum 938.000 BOPD dapat tercapai dengan kondisi saat ini yang sudah dilakukan ESDM, BP Migas dan KKKS, tapi kalau 994.000 BOPD perlu langkah -langkah urgent dan tantangan diatas diselesaikan dengan benar", ujar Rudi Rubiandini.(SF)

Share This!