Pertamina - PGN Mulai Proyek Pioner LNG untuk Domestik

Friday, 27 May 2011 - Dibaca 2375 kali

JAKARTA - PT. Pertamina (Persero) bersama PT. PGN memulai pembangunan infrastruktur FSRT (Floating Storage Regasification Terminal) Jawa Barat sebagai upaya memanfaatkan LNG untuk kebutuhan dalam negeri, khususnya bagi Pembangkit Listrik PLN. Pembangunan infrastruktur FSRT juga menjadi milestone infrastruktur LNG di Indonesia, dimana setelah +- 30 tahun negara kita memproduksi LNG, baru saat ini LNG dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam negeri karena tersedianya infrastruktur FSRT.Proyek ini merupakan bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional 2010, dalam mengembangkan Infrastruktur Gas melalui proyek pembangunan FSRT Jawa Barat. Proyek ini diwujudkan oleh PT Nusantara Regas yang merupakan perusahaan patungan Pertamina (60%) dan . PGN (40%).FSRT Jawa Barat direncanakan akan beroperasi pada Januari 2012 dengan kapasitas 3 juta ton LNG pertahun atau setara dengan penyaluran 400 juta kaki kubik Gas Bumi per hari (MMscfd) yang akan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik PLN Muara Karang dan Tanjung Priok, Jakarta.Alokasi LNG yang diperoleh pada saat ini sebesar 1,5 juta ton per tahun atau setara dengan 200 MMscfd dari kontraktor Blok Mahakam, Kalimantan Timur. Oleh karena itu, PT Nusantara Regas sedang mengupayakan tambahan pasokan LNG sampai mencapai kapasitas maksimum.FSRT atau terminal gas alam cair Jawa Barat merupakan teknologi baru di dunia dalam penyimpanan dan regasifikasi LNG, dimana untuk FSRT Jawa Barat ini merupakan FSRT dengan sistem bongkar muat LNG dari kapal ke kapal (ship to ship) yang pertama kali di Asia dan merupakan FSRT ke-12 di dunia.Keunggulan infrastruktur terapung ini jika dibandingkan dengan terminal LNG di darat adalah biaya pembangundan dan pengoperasian yang lebih murah, waktu pembangunan yang lebih singkat dan dapat dilakukan mobilisasi dengan mudah sehingga tepat untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan.Setelah LNG FSRT Jawa Barat dapat beroperasi penuh, maka diharapkan akan mengurangi subsidi Pemerintah atas pembelian BBM oleh PLN. Untuk mengalirkan Gas Bumi hasil regasifikasi LNG dari FSRT ke Pembangkit Listrik PLN di Muara Karang akan dibangun jaringan pipa bawah laut sepanjang 15 km dengan ukuran 24 inch.(SF)

Share This!