PLN Siap Pasok 300 MW Untuk Smelter Bumi Modern Sejahtera

Friday, 20 April 2012 - Dibaca 2832 kali

JAKARTA - PT PLN (Persero) siap memasok listrik sebesar 300 MW guna memenuhi kebutuhan energi untuk operasional smelter industri nikel milik PT Bumi Modern Sejahtera (BMS) yang berlokasi di Sulawesi dan Jawa Timur. Hal ini tertuang dalam nota kesepahaman antara PLN dengan PT MBS yang ditandatangani Direktur Utama PLN Nur Pamudji dengan Dirut PT BMS David Honoris, Jumat (20/4) di PLN Kantor Pusat, Jakarta. PT BMS merupakan badan usaha swasta yang bergerak di bidang investasi untuk pertambangan dan pengolahan khususnya biji nikel yang berencana membangun pabrik pengolahan biji nikel (smelter) di Sulawesi dan di Jawa Timur.

Rencananya, smelter milik BMS ini akan dilayani dengan layanan khusus sehingga dapat menjamin kualitas keandalan pasokan yang lebih baik. Untuk itu mengingat sifat beban smelter yang sangat spesifik, maka PLN akan terlebih dahulu melakukan kajian menyeluruh terkait dengan pemakaian listrik terkini pada sistem kelistrikan Sulawesi dan Jawa-Bali, dampak pemakaian beban terhadap keandalan atau kualitas sistem kelistrikan di Sulawesi dan Jawa Timur serta hal-hal teknis lainnya. Pihak PLN dan BMS juga akan terlebih dahulu melakukan pembicaraan business to business untuk menentukan besaran tarif khusus yang nantinya akan dikenakan dalam transaksi jual beli listrik tersebut.

Pada kesempatan itu, Direktur Utama PLN Nur Pamudji menyatakan, kesepakatan ini merupakan langkah penting dan merupakan komitmen PLN untuk mendukung policy pemerintah hasil bahwa mineral tidak boleh lagi diekspor dalam bentuk mentah. "PLN mengontak beberapa produsen mineral yang menawarkan fasilitas smelter di Indonesia. Kebanyakan persoalannya adalah persoalan listrik, karena PLN berbisnis di bidang listrik maka PLN harus menyambut policy pemerintah tersebut dengan menyediakan listrik yang cukup besar," jelas Nur Pamudji.

PLN mendukung industri yang mengembangkan smelter di Jawa, di lokasi manapun terutama Jepara atau Rembang karena listrik tersedia cukup didaerah itu. "Listrik untuk smelter didesain berbeda dengan listrik untuk pabrik biasa. Nanti kita akan menjelaskan persyaratan teknis yang harus dipenuhi jangan sampai smelter ini menimbulkan distorsi pasokan listrik di sekitarnya. Untuk hal seperti itu standar internasional sudah ada dan praktenya sudah dilakukan," pungkas Nur Pamudji.

Adanya kerjasama antara PLN dengan BMS ini, semakin memperlihatkan kepercayaan para pelaku bisnis dan industri serta kalangan investor pada kemampuan PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik dengan tingkat mutu layanan yang lebih tinggi dari standar PLN saat ini. Sebelumnya beberapa industri besar seperti Bosowa Metal Industri (pengolahan biji nikel/smelter), Krakatau Posco (pengolahan baja) dan PT Hankook Indonesia (industri ban) telah terlebih dahulu menjalin kesepakatan dengan PLN untuk mengembangkan kerjasama jual beli tenaga listrik dengan layanan khusus yang lebih menjamin kualitas keandalan pasokan listriknya.

Komitmen PLN untuk memasok listrik bagi BMS ini juga menunjukkan bahwa PLN proaktif untuk mampu menyiapkan listrik dengan kapasitas besar dan kualitas tinggi bagi industri yang mengolah dan memurnikan hasil penambangan di dalam negeri, sesuai dengan tuntutan UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Dengan demikian, PLN dapat memberikan dukungan penuh bagi perkembangan sektor industri dan bisnis yang akan menjadi lokomotif kemajuan ekonomi Indonesia.

Di sisi lain, investasi BMS di sektor pengolahan nikel ini berpotensi memberikan nilai tambah berupa :

o Peningkatan nilai tambah bahan mentah ferro-nikel sekitar 400% bagi negara dari 55, USD per ton menjadi 232 USD per ton bahan mentah,
o Penambahan nilai pada sektor pajak sekitar 300% jika dibandingkan ekspor bahan mentah,
o Menyerap tenaga kerja hingga 1.500 orang,
o Produksi penambangan yang lebih terkendali,
o Memacu industri hilir karena ketersediaan bahan baku dalam negeri,
o Mengurangi kerusakan lingkungan karena mineral yang tidak dimanfaatkan dapat dikembalikan,
o Memberikan efek berantai yang positif di sektor perekonomian dengan adanya pemasok dan industry-industri ikutannya dan pastinya meningkatkan lapangan kerja,
o Pemerataan perekonomian tidak hanyak di pusat tapi juga di daerah

Share This!