PVMBG Tingkatkan Status G. Bromo Menjadi “AWAS”

Tuesday, 23 November 2010 - Dibaca 2581 kali

BANDUNG. Terhitung sejak hari ini, Selasa (23/11/2010), pukul.16.30 WIB, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM meningkatkan status G. Bromo Kab. Probolinggo, Prov. Jawa Timur dari Siaga (Level II) ke Awas (Level IV). Aktivitas Gempa Vulkanik G. Bromo meningkat sejak tanggal 8 November 2010 lalu.Berdasarkan laporan yang diterima redaksi esdm.go.id, pengamatan kegempaan G. Bromo dipantau dengan menggunakan seismograf PS-2 secara telemetri selama November 2010 adalah sebagai berikut:

  1. Tanggal 1 - 7 November 2010, 2 kali gempa Vulkanik Dangkal (VB), 5 kali gempa Vulkanik Dalam (VA), 5 kali gempa Tektonik Jauh (TJ).
  2. Tanggal 8 - 14 November 2010, 540 kali gempa Vulkanik Dangkal (VB), 66 kali gempa Vulkanik Dalam (VA), 5 kali gempa Tektonik Lokal (TL), 5 kali gempa Tektonik Jauh (TJ), 2 kali gempa Tremor dengan amplituda maksimum 2 - 3 mm
  3. Tanggal 15 - 21 November 2010, 354 kali gempa Vulkanik Dangkal (VB), 10 kali gempa Vulkanik Dalam (VA), 6 kali gempa Tektonik Jauh (TJ). Gempa Tremor menerus dengan amplituda maksimum 1,5 - 3 mm.
  4. Tanggal 22 November 2010, Gempa Tremor menerus dengan amplituda maksimum 2 - 3 mm, Pukul 16:00 WIB Gempa Tremor dengan amplituda maksimum 5 - 7 mm,
  5. Tanggal 23 November 2010, pukul 03:00 WIB Gempa Tremor menerus dengan amplituda maksimum 10 - 15 mm dengan dominasi 11 mm. Pukul 06:51 WIB Gempa Tremor menerus dengan amplituda maksimum 15 mm. sejak pukul 15.40 terekam Gempa Tremor menerus dengan amplituda maksimum 30 mm.
  6. Pengamatan visual menunjukkan, tanggal 1 - 7 November 2010 visual ke arah puncak G. Bromo tertutup kabut pada saat cuaca cerah teramati hembusan asap berwarna putih tipis- putih sedang, tekanan lemah, tinggi 75 meter di atas bibir kawah, condong ke arah utara. Tanggal 8 - 15 November 2010 teramati hembusan asap berwarna putih tipis - putih sedang, tekanan lemah - sedang, tinggi 100 - 150 meter di atas bibir kawah, condong ke arah utara. Tanggal 16 - 21 November 2010 teramati hembusan asap berwarna putih sedang - putih tebal, tekanan sedang - kuat, tinggi 100 - 250 meter di atas bibir kawah, condong ke arah utara dan tanggal 22 - 23 November 2010 teramati hembusan asap berwarna putih sedang - putih tebal, tekanan kuat tinggi 250 meter di atas bibir kawah, condong ke arah utara.
Potensi BahayaAktivitas letusan G. Bromo tahun 2004 berlangsung singkat dengan karakter letusan freatik dan ciri-ciri awal yang kurang jelas. Ciri aktivitas dan resiko erupsi bencana G. Bromo:
  1. Hembusan asap berwarna putih tipis tekanan lemah, tinggi 100 - 150 meter di atas bibir kawah, condong ke arah utara.
  2. G. Bromo mempunyai potensi letusan freatik yang tiba-tiba, di sisi lain menarik kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara.
Kesimpulan

  1. Aktivitas Gempa Vulkanik meningkat sejak tanggal 8 November 2010.
  2. Kegiatan Gempa Vulkanik Dalam (VA) dan Gempa Vulkanik Dangkal (VB) secara fluktuatif terus meningkat. Sejak tanggal 8 November 2010 mulai tercatat Tremor Vulkanik.
  3. Berdasarkan pengamatan data kegempaan dan visual serta analisis data tersebut, status kegiatan G. Bromo dinaikkan menjadi Awas (Level IV) sejak 23 November 2010 pukul 16.30 WIB.
  4. Status kegiatan G. Bromo akan dinaikkan/diturunkan jika terjadi peningkatan/penurunan aktivitas yang terus dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Pos Pengamatan G. Bromo.
RekomendasiSehubungan dengan status G. Bromo "AWAS", maka direkomendasikan :

  1. Masyarakat di sekitar G. Bromo diharap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang letusan G. Bromo. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (BPBD) dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo (selaku SATLAK PB) tentang aktivitas G. Bromo.
  2. Guna mengurangi resiko bencana erupsi G. Bromo, masyarakat dan pengujung/wisatawan/pendaki tidak diperbolehkan mendekati dalam radius 3 km dari kawah aktif. Area kaldera lautan pasir dalam radius 2,5 km dari kawah aktif harus steril dan tertutup dari aktifitas masyarakat dan Wisata.
  3. Pemerintah daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Bromo di Desa Ngadisari, Cemoro Lawang, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.

Share This!