Rapat Kerja Sektor ESDM 2009 Bahas Kebijakan, Rencana dan Strategi Tahun 2010 - 2014

Thursday, 15 October 2009 - Dibaca 6384 kali
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERSNOMOR: 73/HUMAS DESDM/2009Tanggal: 16 Oktober 2009RAPAT KERJA SEKTOR ESDM 2009BAHAS KEBIJAKAN, RENCANA DAN STRATEGI TAHUN 2010 - 2014

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, Kamis (15/10), membuka Rapat Kerja Sektor ESDM 2009 (Raker Sektor ESDM) dengan tema "Peningkatan Peran Sektor ESDM Dalam Rangka Mempercepat Pembangunan Nasional yang Berkelanjutan". Raker ini diikuti oleh seluruh unit utama dan penunjang di Departemen ESDM serta BUMN sektor ESDM. ''Strategi kebijakan sektor ESDM tidak hanya memfokuskan pada penyediaan energi saja (Supply Side Management) tetapi juga mencakup pada sisi permintaan (Demand Side Management)'' papar Menteri ESDM. Sektor ESDM, ke depan akan menghadapi tantangan antara lain berupa dominasi BBM dalam bauran energi nasional, pengembangan energi alternatif, infrastruktur yang masih terbatas serta kurangnya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan energi.Raker Sektor ESDM yang berlangsung di Kantor Departemen ESDM ini merupakan upaya untuk mengevaluasi kinerja sektor ESDM mulai tahun 2005 hingga 2008. Raker juga bertujuan mempersiapkan program dan kegiatan prioritas jangka pendek (2010) dan jangka menengah (2010-2014) sektor ESDM yang komprehensif dan terpadu dalam rangka menyongsong Kabinet Indonesia Bersatu II, teridentifikasinya hambatan-hambatan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan sektor ESDM, sekaligus dicarikan alternatif solusinya. Sedang hasil indentifikasi pending matters lintas sub sektor akan diselesaikan oleh unit-unit dilingkungan Departemen ESDM, dan akan ditindaklanjuti dengan instruksi Menteri sebagai bahan monitoring sheet penyelesaiannya, untuk pending matters lintas sektor dan yang terkait daerah, akan dibahas dan diselesaikan dalam Raker ini.Melalui evaluasi serta melakukan persiapan program dan kegiatan prioritas, diharapkan dapat diinventarisasi permasalahan dan upaya solusi serta terciptanya dokumen perencanaan program dan kegiatan prioritas jangka pendek dan jangka menengah dari sektor ESDM (Migas, Ketenagalistrikan, Pertambangan, Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Konservasi serta Penunjang).Selama Raker, terdapat tujuh Menteri yang memberikan pengarahan yang sangat terkait dengan pelaksanaan tugas sektor ESDM. Ketujuh Menteri tersebut adalah Menteri Keuangan, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Menteri Dalam Negeri, Menteri Perhubungan, Menteri Kehutanan, Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri Negara Pendayagunan Aparatur Negara. Sedang Menteri ESDM bertindak sebagi moderator saat para Menteri memberikan pengarahan.Selain dari ke 7 Menteri tersebut, diundang pula para pejabat setingkat Eselon I instansi terkait sebanyak 18 instansi, antara lain Departemen Pekerjaan Umum terkait dengan masalah tata ruang, Departemen Pertanian terkait dengan pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN) yang membutuhkan koordinasi tingkat sektoral, Departemen Pertahanan dan Keamanan terkait dengan ketahanan nasional termasuk didalamnya ketahanan energi.Raker Sektor ESDM kali ini diikuti sekitar 140 orang, wakil dari unit-unit utama dilingkungan Departemen ESDM termasuk Dewan Energi Nasional, BP Migas, BPH Migas, 7 BUMN Sektor ESDM, 18 instansi (Departemen/Kementerian/Lembaga) terkait, 5 perwakilan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi, dan 7 Perwakilan asosiasi-asosiasi yang terkait dengan sektor ESDM.Peran sektor ESDMSektor Energi dan Sumber Daya Mineral secara umum selama ini telah memberikan peran penting dan strategis bagi pembangunan nasional. Selain memiliki kontribusi penerimaan negara, sektor ESDM juga berkontribusi bagi pembangunan daerah, neraca perdagangan, investasi, subsidi, penyediaan energi dan bahan baku domestik, pergerakan IHSG serta efek berantai dalam penciptaan lapangan kerja.Kontribusi sektor ESDM bagi penerimaan negara tahun 2008 mencapai Rp 349,5 triliun atau 36,3%. Kontribusi dalam penerimaan negara ini dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup nyata. Sedang dari sisi investasi, tahun 2008 sektor ESDM mampu menarik investasi dana sebesar US$ 19,9 Miliar. Bahkan pada tahun 2009 diproyeksikan meningkat menjadi US$ 23 Miliar.Guna menjamin penyediaan energi domestik, sektor ESDM juga telah melakukan optimalisasi produksi energi fosil yaitu minyak bumi, gas bumi dan batubara. Sedang dari sisi pemakaian, telah dilakukan program konversi Minyak Tanah ke Elpiji. Program ini selain mengurangi beban anggaran subsidi, juga mengurangi ketergantungan pada Bahan Bakar Minyak. Guna mendorong program diversifikasi energi, sektor ESDM telah melakukan program pembangunan Desa Mandiri Energi (DME) baik yang berbasis Bahan Bakar Nabati (BBN) maupun non BBN. Selain itu juga mengembangkan pemanfaatan PLTS, PLTMH, PLTS Terpusat, dan PLT Bayu. Sedang pemanfaatan panas bumi dilakukan melalui Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik 10.000 MW tahap II.Melalui berbagai program pembangunan infrastruktur kelistrikan, pencapaian rasio elektrifikasi terus mengalami peningkatan. Tahun 2008, rasio elektrifikasi sebesar 65%. Diproyeksikan tahun 2009 rasio elektrifikasi meningkat menjadi 66%. Peningkatan rasio elektrifikasi ini terutama didukung rencana beroperasinya pembangkit-pembangkit baru dari program Percepatan 10.000 MW Tahap I. Pembangunan PLTU telah mendorong percepatan produksi dan pemanfaatan batubara. Selain batubara, peningkatan konsumsi domestik juga terjadi pada pemanfaatan gas bumi. Meski demikian ekspor gas bumi juga tetap diperlukan guna mencapai skala keekonomian dari lapangan gas bumi. Selain gas bumi, mineral juga berperan penting bagi bahan baku industri. Produksi mineral utama telah memperlihatkan peningkatan yang nyata.Kebijakan, Rencana dan Strategi Sektor ESDMKebijakan Sektor ESDM yang akan menciptakan Ketahanan Energi dan Mineral, secara umum terdiri dari tiga hal utama. Pertama adalah Menjamin Keamanan Pasokan Energi melalui peningkatan upaya eksplorasi dan optimasi produksi energi nasional sehingga mampu mengimbangi perkembangan permintaan energi di dalam negeri. Kedua, Melakukan Pengaturan Harga Energi untuk mencapai nilai keekonomiannya sehingga diharapkan subsidi tidak dilakukan dengan mekanisme pada subsidi harga energi namun dilakukan melalui subsidi langsung kepada masyarakat yang membutuhkan. Ketiga adalah Meningkatkan Kesadaran Masyarakat untuk melakukan diversifikasi energi dan konservasi energi.Rencana investasi sektor ESDM pada tahun 2014 diproyeksikan mencapai sekitar US$ 34.548 juta yang terdiri dari investasi di sektor migas sebesar US$ 19.190 juta, ketenagalistrikan sebesar US$ 7.890 juta dan sektor pertambangan umum sebesar US$ 7.468 juta. Sementara itu, produksi energi fosil tahun 2014 diperkirakan mencapai 6.197 ribu BOEPD. Produksi sebesar itu berasal dari produksi minyak bumi sebesar 1010 ribu BOEPD, gas bumi 1.633 ribu BOEPD, batubara sebesar 3.554 ribu BOEPD.Untuk mempertahankan peran dan kinerja, sektor ESDM akan senantiasa mempertahankan kontribusi dalam penerimaan negara, meningkatkan kontribusi dalam pembangunan daerah, meningkatkan neraca perdagangan dengan mengurangi impor. Selain itu, sektor ESDM juga akan terus meningkatkan Investasi, mengurangi beban subsidi, menjamin pasokan energi dan bahan baku domestik serta mendorong peningkatan efek berantai/ketenagakerjaan. Untuk mewujudkan itu semua diperlukan serangkaian kerja keras dan komitmen seluruh pihak dalam mewujudkan kebijakan, rencana dan strategi pembangunan sektor ESDM ini.

Kepala Biro Hukum dan HumasSutisna Prawira

Share This!