Surono: Masyarakat Diminta Tidak Beraktifitas Pada Radius Sekitar 6 Km Dari Puncak G. Soputan

Sunday, 3 July 2011 - Dibaca 2716 kali

BANDUNG - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG), Badan Geologi, Kementerian ESDM, Surono meminta masyarakat sekitar G. Soputan, Provinsi Sulawesi Utara agar tidak tidak beraktifitas pada radius sekitar 6 km dari puncak G. Soputan, guna menghindari ancaman guguran lava dan awan panas guguran. Rekomendasi ini dikeluarkan PVMBG terkait dengan meningkatnya status gunung tersebut menjadi SIAGA (LEVEL III). Sejak 21 Juni hingga 2 Juli 2011, aktivitas kegempaan G. Soputan cenderung menunjukkan peningkatan kegiatan vulkanik yang signifikan. Berdasarkan hasil analisis pemantauan kegempaan dan visual, maka terhitung tanggal 2 Juli 2011 pukul 23.00 WITA status kegiatan G. Soputan dinaikkan dari WASPADA (LEVEL II) menjadi SIAGA (LEVEL III), ujar Surono dalam releasenya yang diterima esdm.go.id, Minggu (3/7/2011) kemarin.PVMBG akan terus melakukan pemantauan secara intensif guna mengevaluasi kegiatan G. Soputan, pemantauan dan jika terjadi perubahan penurunan/peningkatan aktivitas vulkanik G. Soputan secara signifikan. maka tingkat kegiatannya dapat diturunkan/dinaikkan sesuai dengan tingkat kegiatan dan ancamannya, tambah Beliau.Gunungapi Soputan merupakan gunungapi strato yang terletak pada posisi geografis 01?06' 30" Lintang Utara dan 124?44' 00" Bujur Timur, Secara administrative berada di Kabupaten Minahasa Salatan dan Minahasa Tanggara, Provinsi Sulawesi utara. Potensi bahaya yang terdapat pada gunung dengan ketinggian +- 1784 m di atas muka laut tersebut yang pertama adalah adanya pertumbuhan kubah lava dimulai sejak tahun 1991, hingga meluber keluar dari bibir kawah menyebabkan saring terjadi guguran lava, dengan jarak luncur sekitar 2 hingga 6.5 km dan puncak ka arah Barat, sedangkan penduduk terdekat berjarak 8 km dan puncak. Pada saat musim penghujan dapat terjadi pembentukan uap dari air hujan oleh kubah lava yang masih panas, sehingga terjadi letusan sekunder, berupa letusan Freatik letusan uap yang dapat memicu guguran kubah lava dan awan panas guguran (tipe Karangetang).Ancaman bahaya letusan gunungapi Soputan bagi penduduk relatif kecil, karena permukiman dan aktivitas penduduk terdekat berjarak 8 km dan puncak. Tercatat pada Juni 2008, terjadi luncuran awan panas mencapai 6.5 km dari puncak. "Ancaman terbesar di daerah perkemahan (Camping Ground) dl lereng timurlaut berjarak sekitar 3 sampai 4 km dari puncak G. Soputan," tambah Surono.Untuk masyarakat yang bermukim di luar radius 6.5 km dari puncak G. Soputan Surono menyatakan, tidak pertu dilakukan pengungsian dan masyarakat diminta mewaspadai terjadinya ancaman banjir lahar, terutama pada sungai-sungai yang berhulu dl sekitar lereng G. Soputan, seperti S. Ranowangko, S. pentu, S. Lewian dan S. Popang serta jika terjadi hujan abu. masyarakat dianjurkan menggunakan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi terhadap gangguan saluran pernafasan. (SF)

Share This!