Surono: Mitigasi Bencana Geologi Memerlukan Riset

Thursday, 12 November 2015 - Dibaca 1688 kali
Kementerian ESDM sebagai Ketua Pelaksana Hari Nusantara ke-15 kembali menggelar roadshow pameran dan seminar di Universitas Andalas, Sumatera Barat, Padang(12/11). Subtema seminar dipilih "Kita perkuat koordinasi dalam mitigasi bencana di Indonesia" mengingat potensi kebencanaan gempa bumi dan tsunami yang besar di kawasan Sumatera Barat.

Salah satu tugas Kementerian ESDM melalui Badan Geologi adalah menangani masalah kebencaan geologi melalui kegiatan mitigasi bencana geologi. "Kami dari KESDM melalui Badan Geologi berupaya semaksimal mungkin untuk menekan korban jiwa dan harta benda akibat bencana geologi, tsunami, letusan gunung api, dan tanah longsor", demikian diungkapkan Staf Ahli Kebencanaan KESDM Surono saat memberikan paparan mengenai Bencana Geologi di Sumatera.

Di Pulau Sumatera terdapat 87 gunung api, dan 4 diantaranya gunung api aktif di Pulau Sumatera Barat (G. Kerinci, G. Marapi, G. Talang dan G. Tandikat). "Di keempat gunung api aktif tersebut sudah ada pos pengamatan gunung api dari KESDM sehingga mitigasinya bisa lebih akurat dan optimal, papar Surono.

Di Sumatera potensi bencana geologinya memang besar karena tanah geologinya lebih unik dikarenakan lempeng sesarnya lebih cepat geraknya dibanding selatan Jawa.

"Potensi gempa di Sumbar bisa di darat dan dilaut. Kalau daerah sudah pernah dilanda gempa dan tsunami pasti akan terjadi gempa dan tsunami lagi, tapi tidak perlu takut, kita harus selalu waspada saja", ucap Surono.

Kewenangan dari KESDM yaitu mengadakan penelitian untuk mengidentifikasi potensi bencana, pemantauan juga peringatan dini apabila terjadi gempa. Evakuasi dan pengungsian diberikan setelah ada rekomendasi oleh lembaga lain seperti BNPB, pemerintah daerah.

Surono mengajak para mahasiswa dan dosen Universitas Andalas untuk meningkatkan koordinasi dan mengajak minat untuk mengadakan riset kebencanaan di Wilayah Sumatera Barat.

"Kalau mitigasi bencana tanpa riset sama dengan kita mengidentifikasi gajah tapi mata kita ditutup", ujar Surono.

Letusan gunung api dan bencana geologi tidak bisa kita hentikan. "yang bisa kita rekayasa adalah masyarakatnya. Masyarakatnya bisa kita didik, bangunan yang dibangun harus yang tahan gempa sehingga kita bisa mengurangi resiko dari bencana tersebut", tutup Surono mengakhiri sambutannya. (BAM)

Share This!