Tahun Depan, PLN Siap Kembangkan PLTA Jati Gede Dan Merangin

Sunday, 3 July 2011 - Dibaca 4831 kali

JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN persero) siap mengembangkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Jatigede, Sumedang dan PLTA Merangin, Jambi tahun depan.Hal itu dikatakan oleh Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN, Nasri Sebayang dalam Diskusi Panel Pra Indo-Hydro, di Gedung Kantor Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE), beberapa waktu lalu."Kerinci dan Merangin tahun depan siap kita kembangkan,"ujar dia. PLTAWaduk Jatigede, Sumedang sejatinya telah dirintis pada tahun 1970, dengan tujuan bisa mengirigasi 90 ribu hektarare (ha) areal persawahan, menghindari banjir di daerah yang rentan seperti Indramayu dan Cirebon.Disamping itu, juga dapat menyuplai air baku untuk minum 3500 liter perdetik, dan menghasilkan listrik 110 Megawatt (MW), meski demikian untuk menghasilkan listrik secara keseluruhan masih ditangani Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pada mulanya program pembangunan waduk Jatigede adalah sepuluh tahun, namun pelaksanaannya dipercepat sehingga hanya memakan waktu enam tahun, dengan pendanaan berasal dari dua sumber yaitu pinjaman dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China dengan nilai US$144,067 juta sedangkan sisanya berasal dari pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).Nilai total kontrak proyek ini adalah US$239,573 dengan kontraktor dari Indonesia yaitu Wika, Waskita dan PP bersama China Sinohydro Corp. Terkait pengoperasian, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memundurkan target penyelesaian waduk Jatigede, dari 2012 menjadi 2014, dengan target pengairan sendiri sudah bisa dilakukan mulai 1 Oktober 2013, alasannya selain persoalan pembebasan lahan yanga menyisakan 1305 Ha, mega proyek ini juga mesti berkoordinasi dengan perusahaan Cina yaitu Sinohydro Corp.Hingga 31 Desember 2009 pembebasan lahan untuk Waduk Jatigede baru mencapai 4.946 hektare. Tinggal 26 persennya belum dibebaskan, setara 1.306 hektare yang terdiri dari 130 hektare lahan masyarakat dan 1.176 hektare lahan pengganti kawasan hutan yang terendam. Tetapi, dalam perjalanannya data penduduk dan rumah di lokasi bakal genangan Waduk tersebut, membengkak, di wilayah ini tiba-tiba banyak rumah baru bermunculan, tidak dihuni namun diklaim harus diganti, akibat dari ini invetasi diperkirakan akan mengalami pembengkakan, pasalnya untuk pembebasan rumah saja harus mengeluarkan ganti rugi Rp600 miliar.Di lokasi bakal Waduk Jatigede itu terdapat 42 situs/cagar budaya yang harus dipindahkan. Studi teknis oleh arkeolog dari Balai Arkeologi Bandung baru dilakukan pada 15 situs/cagar budaya. Hingga akhri tahun lalu baru 5 situs yang dipindahkan dari tempatnya.(FT)

Share This!