Transaksi Huku Migas Melalui Bank Nasional Capai US$15 Miliar
JAKARTA - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) melaporkan transaksi kontraktor kontrak kerja sama (Kontraktor KKS) yang melalui perbankan nasional mencapai US$15 miliar terhitung mulai April 2009 sampai Desember 2011. Data ini disampaikan oleh Kepala BPMIGAS R. Priyono dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (2/2).
"Transaksi terbesar adalah melalui Bank Mandiri," ujar Priyono. Dia menambahkan, dari total US$15 miliar, transaksi melalui Bank Mandiri mencapai US$11,05 atau 74 persen dari total transaksi hulu migas melalui perbankan nasional.
Sebagai upaya untuk meningkatkan peran industri migas dalam mendorong perekonomian nasional, BPMIGAS di akhir 2008 mengeluarkan surat edaran yang memerintahkan Kontraktor KKS untuk melakukan transaksinya melalui perbankan nasional. Langkah ini terbukti mampu menjaga likuiditas valuta asing (dolar) perbankan nasional di tengah krisis global saat itu.
Sampai saat ini peran perbankan nasional dalam industri hulu migas semakin meningkat. Selain untuk transaksi, industri hulu migas sejak 3 tahun terakhir ini menyimpan dana Abandonment dan Site Restoration (ASR) di bank BUMN, yaitu BNI, Bank Mandiri, dan BRI.
"Sampai kwartal ke-3 tahun 2011, angkanya sudah mencapai US$217 juta," ujar Priyono.
Bank Negara Indonesia (BNI) bahkan sudah dipercaya untuk menjadi trustee paying agent untuk penjualan LNG dari Blok Mahakam.
Untuk terus menjamin keterlibatan perbankan nasional dalam pembiayaan proyek-proyek hulu migas, BPMIGAS juga menyusun peraturan pengadaan barang dan jasa yang akan memperhitungkan tambahan Tingkat Komponen Dalam Negri (TKDN) hingga 10 persen bagi Kontraktor KKS yang menggunakan kredit dari Bank BUMN.
Sumber : BP Migas
Share This!