Wakil Menteri ESDM Tinjau Lokasi Kecelakaan PT Freeport

Thursday, 23 May 2013 - Dibaca 2723 kali

TEMBAGAPURA - Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Susilo Siswoutomo beserta Staf Khusus Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Thabrani Alwi sejak tanggal 22-24 Mei kunjungi PT Freeport Indonsia di Tembagapura, Timika, Papua. Kunjungan dimaksudkan untuk mengetahui dan melihat secara langsung lokasi tempat terjadinya runtuhan yang menimpa area training Big Gossan di Mile 74, Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua. Turut mendampingi Wamen ESDM, Dirjen Pemberdayaan Pekerjan Kementerian Tenaga Kerja, Presiden Direktur PT Freport Indonesia (PT FI), Rozik B Soetjipto, Perwakilan Freeport Mc Moran, Mark Jhonson dan EVP dan General Manager PT FI, Nurhadi Sabirin. Rabu (23/Rabu (23/5/2013).

" Saya ditugaskan Menteri ESDM untuk meninjau lokasi terjadinya musibah di Big Gossan bersama Pak Rozik Presiden Direktur PT Freeport Indonesia. Ini kita lakukan setelah evakuasi semua korban selesai," ujar Wamen ESDM, Susilo Siswoutomo usai mengunjungi lokasi terjadinya runtuhan di Big Gossan, Mile 74.

Wamen mengatakan, kunjungan baru dilakukan hari ini karena beberapa waktu lalu Pemerintah dan PT Freeport masih berkonsentrasi terhadap proses penyelamatan dan evakuasi para korban. "Penyelamatan dan evakuasi korban sudah selesai dilakukan, dan saat ini lokasi terjadinya runtuhan sudah dibersihkan dengan menggunakan perlengkapan berat,' tutur Susilo.

Saat terjadinya runtuhan pada tanggal 14 Mei 2013 lalu dituturkan Wamen, proses evakuasi langsung dilakukan Tim Emergency Rescue PT Freeport Indonesia, tidak lebih dari 7 menit setelah kejadian Tim ERG sudah dilokasi dan langsung melakukan proses penyelamatan. " Rescue Tim yang dipimpin Bapak Mulyadi, rescue tim yang betul-betul dididik, ditrain berpengalaman untuk menghadapi merespon musibah seperti ini. Jadi setelah 7 menit sudah dilokasi dan melakukan penyelematan," ungkap Wamen.

Selanjutnya Wamen mempersilahkan siapa saja termasuk awak media untuk melihat secara langsung lokasi bekas kejadian sehingga dapat menggambarkan secara langsung kejadian sebenarnya. "Suadara-saudara dapat melihat sendiri lokasi kejadian, bagaimana ceilingnya, terowongannya, ruangan training seperti apa sebelumya, jadi sebenarnya ruangan training itu sangat save dan sudah dipakai untuk lokasi training puluhan tahun," ujar Wamen.

Lokasi reruntuhan berukuran 5 x 10 meter, lokasi tersebut digunakan sebagai ruangan kelas pelatihan sejak tahun 2000. saat kejadian sedang dilaksanakan training kepada 38 orang karyawan. Sebanyak 200 m3 runtuhan batuan dengan area sekitar 4 x 10 m2 , menimpa kelas ini saat kejadian

Kunjungan kerja ke PT FI selama dua hari ini juga lanjut dimaksudkan untuk dimulainya proses investigasi menyeluruh kejadian runtuhan, saat ini tiga orang inspektur tambang dari pusat dan tiga orang dari pemerintah Provinsi dan Kabupaten. " Tujuan dilakukan investigasi yang pertama adalah untuk menyelidiki penyebabnya selanjutnya akan dilakukan langkah-langkah yang bisa dilakukan kedepannya," ujar Wamen.

Tidak hanya itu, untuk mendukung tim yang sudah ada Pemerintah juga sudah membuat Tim independen yang beranggotakan kalangan peerintah, profesional dan akademisi. " Tim konsultan independen beranggotakan dari kalangan profesional dari mancanegara, Pemerintah (Tekmira), kalangan akademisi, ada yang dari ITB, UPN, Trisakti dan dari Perhapi," imbuh Susilo. (SF)

Share This!