Workshop Program Sumba sebagai Pulau Ikonik Energi Baru Terbarukan

Tuesday, 21 May 2013 - Dibaca 2862 kali
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
NOMOR: 25/HUMAS KESDM/2013
Tanggal: 21 Mei 2013

Inception Workshop Program Sumba sebagai Pulau Ikonik Energi Baru Terbarukan

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rida Mulyana, hari ini Selasa (21/5) membuka acara Inception Workshop Program Sumba sebagai Pulau Ikonik Energi Baru Terbarukan. Acara workshop ini terselenggara atas kerjasama Pemerintah Indonesia c.q. Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) dengan Asian Development Bank (ADB) dalam kegiatan Capacity Development Technical Assistance (CDTA) for Scaling Up Clean Energy Access in Rural Indonesia. Kerjasama tersebut bertujuan untuk melakukan peningkatan kapasitas daerah dalam merancang dan mengimplemetasikan proyek peningkatan akses pemanfaatan energi daerah tertinggal di Indonesia khususnya Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Dalam upaya untuk mensosialisasikan konsep Pulau Ikonik Energi Terbarukan, Pulau Sumba dipilih sebagai lokasi pertama yang ideal untuk mewujudkan penyediaan energi setempat sebesar 100% dari energi terbarukan. Pertemuan Inception Workshop ini juga merupakan pertemuan yang sangat penting dalam rangka menyelaraskan visi dalam mengembangkan Pulau Sumba sebagai Pulau Ikonik Energi Terbarukan.

Inisiatif tentang Pulau Ikonik Energi Terbarukan sudah dimulai sejak tahun 2010 oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, bersama-sama dengan Bappenas dan Hivos, sebuah lembaga non-Pemerintah internasional. Pemilihan Pulau Sumba sebagai Pulau Ikonis ini didasari oleh kajian yang menunjukkan bahwa potensi energi baru dan terbarukan di Sumba yang sangat besar. Potensi tersebut sangat disayangkan jika tidak dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alat utama penggerak roda ekonomi masyarakat Sumba.

Kementerian ESDM sangat mendukung inisiatif tersebut dan mendorong kegiatan serupa untuk direplikasi di tempat-tempat lainnya, mengingat negara kita sangat luas dan terdiri atas kepulauan. Melalui inisiatif tersebut ketahanan dan kemandirian energi di setiap wilayah Indonesia dapat tercapai dengan mudah, dibandingkan jika Pemerintah memenuhi kebutuhan energi melalui sistem sentralisasi. Inisiatif tersebut sangat mendukung Kebijakan Energi Nasional untuk memenuhi kebutuhan energi nasional melalui penyediaan energi terbarukan sebesar minimal 17% pada tahun 2025, dan Visi 25/25 yang memiliki target penyediaan energi sebesar minimal 25% pada tahun 2025 nanti.

Program pengembangan Pulau Sumba sebagai Pulau Ikonik Energi Terbarukan bertujuan untuk menyediakan akses energi yang dapat diandalkan kepada masyarakat yang tinggal di pulau berukuran kecil dan sedang di Indonesia, melalui pengusahaan energi terbarukan, dengan target terwujudnya ketersediaan energi yang berasal dari energi baru terbarukan sebesar 100% pada tahun 2025.

Pulau Sumba telah dipilih sebagai Pulau Energi Terbarukan (The Iconic Island of Renewable Energy) berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Winrock Internasional dengan beberapa pertimbangan berikut:
  • Pulau Sumba mempunyai akses terhadap energi modern yang rendah (rasio elektrifikasi sebesar 24,5% tahun 2010);
  • Ketergantungan Pulau Sumba pada pembangkit listrik tenaga diesel (85% pembangkit listrik dari BBM) yang dikirim dari daerah lain sehingga memerlukan biaya pengangkutan yang mahal, dan;
  • Pulau Sumba kaya akan potensi energi terbarukan (air, bioenergi, angin dan matahari);
  • Guna mendukung Program tersebut, berbagai kegiatan telah dilaksanakan, antara lain studi potensi energi, pembentukan kelompok kerja, pertemuan kelompok kerja, pembangunan infrastruktur energi, serta penyusunan Blue Print dan Road Map Pulau Energi Terbarukan Sumba (Iconic Island) 2012-2025
Pelaksanaan dari Program Pulau Ikonik ini mempunyai pendekatan multi-actor, yang mendorong para pemangku kepentingan di sektor energi terbarukan berkontribusi dalam pengembangan energi terbarukan di Sumba. Dalam hal ini, yang menjadi leading institution dari pihak Pemerintah adalah Ditjen EBTKE menjadi leading institution, dan bekerjsama dengan Asian Development Bank (ADB).

Kementerian ESDM sendiri telah berperan aktif dalam pembangunan infrastruktur Sumba. Direktorat Bioenergi telah mengalokasikan dana untuk pembangunan unit biogas dari hewan ternak untuk keperluan memasak sebanyak 25 (dua puluh lima) unit pada tahun 2011 dan sebanyak 50 (lima puluh) unit pada tahun 2012, dan Kegiatan lain yang telah dilakukan adalah kegiatan sosialisasi serta penyebaran tungku hemat energi sebanyak 1600 unit pada tahun 2012. Selanjutnya pada tahun 2013, Direktorat Bioenergi tetap berkomitmen dalam upaya pengembangan pemanfaatan energi baru terbarukan melalui pembangunan unit biogas, penyebaran tungku hemat energi, sosialisasi melalui talk show di radio dan promosi untuk pengembangan energi terbarukan di Pulau Sumba, serta memfasilitasi pertemuan-pertemuan kelompok kerja.

Kepala Biro Hukum dan Humas,

Susyanto

Share This!