Ditjen Gatrik Dorong Konversi Kompor Induksi

Wednesday, 10 November 2021 - Dibaca 1310 kali

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terus mendorong penggunaan kompor induksi sebagai salah satu upaya dalam penggunaan energi bersih. Salah satu upaya mendorong hal tersebut adalah dengan program konversi Kompor LPG ke kompor induksi yang memiliki manfaat untuk pemerintah, masyarakat, dan PLN. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Munir Ahmad saat memberikan kuliah umum pada program Bootcamp dan Internship bertajuk "LIGHT-UP! Membangun Bangsa Berbasis Pengetahuan," Senin (1/11/2021).

Munir mengatakan, selain mempercepat ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB)< program strategis lain dalam meningkatkan konsumsi listrik adalah dengan mendorong untuk pemanfaatan kompor induksi di masyarakat. Ia mengatakan, target pengguna kompor induksi berdasarkan Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) di tahun 2030 sebesar 19 juta pengguna dengan rincian 1 juta pengguna di tahun 2021 dan 2 juta pengguna setiap tahunnya mulai tahun 2022.

"Target ini difokuskan kepada rumah tangga PLN bersubsidi pada lokasi diluar Jargas dan DME (dimethyl ether)," ucap Munir.

Konversi kompor LPG ke kompor induksi disebut Munir merupakan bentuk upaya bangsa Indonesia menuju kemandirian energi ditengah tingginya impor LPG yang mencapai +-Rp.50,6 Triliun/Tahun. Lebih lanjut Munir mengungkapkan penggunaan kompor induksi listrik bagi pemerintah dapat menghemat devisa negara, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menyerap tenaga kerja dalam negeri.

"Bagi Masyarakat, konversi ke kompor induksi mengurangi beban biaya memasak hingga 57% bagi Rumah tangga Bersubsidi PLN," jelas Munir.

Bagi PLN, konversi kompor induksi ini untuk optimalisasi pemanfaatan reserve margin PLN diwaktu memasak pagi dan sore hari (05.00-17.00), dimana hal ini setara 3,2 GW dengan potensi pendapatan Rp 1,8 T/tahun.

Munir mengatakan bahwa PLN telah melakukan kajian terhadap dampak dari konversi 19 juta pengguna kompor LPG ke kompor induksi rumah tangga subsidi di lokasi yang tidak dilalui jaringan gas dan DME. Berdasarkan kajian tersebut, pada tahun 2030, ketika pengguna kompor induksi mencapai 19jt pengguna, maka akan meningkatkan belanja lokal dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 0,5 %. Pemerintah memperkirakan anggaran yang dibutuhkan untuk mendorong program konversi kompor induksi listrik sebesar Rp. 2,85 triliun untuk 2 juta pengguna.

"Anggaran pemberian gratis kompor induksi beserta utensilnya sebesar Rp. 2,4 triliun dan pemberian subsidi atas tambahan pemakaian listrik kompor induksi sebesar Rp. 456 Milyar," tutup Munir. (AT)