Ditjen Gatrik Sosialisasikan Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung

Friday, 16 June 2023 - Dibaca 630 kali

Sistem proteksi kebakaran pada gedung memiliki peran penting untuk menjamin keselamatan gedung dari bahaya kebakaran. Untuk itu, diperlukan suatu manajemen pengelolaan yang disebut Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan melakukan sosialisasi mengenai Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung (MKKG) pada para pegawai dan pengelola gedung di kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Jumat (16/6/2023).

"Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung merupakan bagian dari manajemen gedung untuk mewujudkan keselamatan penghuni bangunan gedung dari kebakaran dengan mengupayakan kesiapan instalasi proteksi kebakaran agar kinerjanya selalu baik dan siap pakai," ujar Kepala Bagian Umum Wiwid Muljadi saat membuka sosialisasi.

Wiwid melanjutkan sosialisasi dan pelatihan internal ini dilaksanakan sebagai amanat dari Permen PUPR No 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan dan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 143 tahun 2016 tentang Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung dan Manajemen Keselamatan Kebakaran Lingkungan

"Pelaksanakan sosialisasi dan pelatihan ini selain memberikan pengetahuan dan kemampuan kepada pegawai yang menangani kerumahtanggaan dan pengelola gedung, juga diharapkan dapat meningkatkan peran para pegawai dan pengelola gedung dalam peningkatan keselamatan pada bangunan gedung," tuturnya.

Analis Kebakaran Suhendra dari Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta Selatan selaku narasumber menyampaikan perlunya MKKG pada pengelolaan gedung.

Suhendra menyebut beberapa manfaat dari MKKG antara lain menjamin aspek keselamatan terhadap kebakaran melalui SDM, sistem, dan peralatan yang tersedia. Di samping itu, MKKG juga penting untuk mewujudkan kepedulian dan tanggung jawab manajemen terhadap antisipasi bahaya kebakaran dan keadaan darurat lainnya.

"Kebakaran merupakan bencana yang memerlukan tindakan pencegahan dan pengendalian yang sistematis dan terencana. Melalui pengaturan tindakan yang sistematis dan terencana tersebut maka dampak bencana dapat diminimalisir bahkan dieliminasi," ujar Suhendra.

Tak hanya teori, sosialisasi MKKG ini juga dilengkapi dengan praktek memadamkan api di lapangan tenis kantor Ditjen Ketenagalistrikan. Analis Kebakaran Edi Soenarto menjelaskan tentang cara memadamkan api menggunakan cara tradisional dan cara modern. Cara tradisional dapat dilakukan dengan kain/handuk yang dibasahi air sedangkan cara modern dapat dilakukan dengan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

"Jangan ragu-ragu, jangan ngintip-ngintip ketika akan memadamkan api. Harus yakin dan tetap jaga keselamatan. Untuk yang cara modern, alatnya sudah didesain lebih mudah. Saat menghadapi api, tekan tuas APAR dengan maksimal," Edi menjelaskan.

Dalam praktek ini, pegawai dan pengelola gedung Ditjen Ketenagalistrikan diberikan kesempatan untuk mencoba memadamkan api baik dengan cara tradisional maupun modern.

Salah seorang floor warden/penanggung jawab gedung Ditjen Ketenagalistrikan Arujin merasakan manfaat dari sosialisasi ini. Ia menyampaikan dengan sosialasi dan pelatihan ini, ia menjadi paham tentang cara memadamkan api, termasuk ketika menggunakan APAR.

"Seandainya terjadi kebakaran, kita sudah sosialisasi dan paham cara penanggulangannya sehingga siap mentalnya dan tahu apa yang harus dilakukan," pungkasnya. (AMH)