Dorong Ketahanan Energi Nasional, Pemerintah Ujicoba Program Kompor Induksi

Tuesday, 20 September 2022 - Dibaca 433 kali

Pemerintah melalui Kementerian ESDM bersama PT PLN (Persero) tengah melakukan uji coba program konversi kompor LPG ke kompor induksi. Program konversi ini dilakukan untuk mendukung program pemerintah terkait Ketahanan Energi Nasional melalui program pengalihan energi berbasis impor menjadi energi berbasis domestik. Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Dadan Kusdiana dalam acara Metro Pagi Prime Time "Untung Rugi Konversi LPG ke Kompor Listrik" yang disiarkan secara langsung oleh Metro TV pada Selasa, (20/09/2022).

"Umumnya LPG ini diimpor, karena diimpor tentu dari sisi ketahanan energi kita juga kurang, untuk itu perlu kita manfaatkan energi dari dalam negeri, apalagi kalau itu lebih bersih dan lebih ekonomis," ungkap Dadan.

Lebih lanjut Dadan menjelaskan bahwa untuk mematangkan Program Konversi Kompor LPG ke Kompor Induksi, PT PLN (Persero) telah selesai melaksanakan piloting kompor induksi di Kota Solo dan Bali masing-masing sebanyak 1.000 keluarga penerima manfaat.

"PLN sedang melakukan ujicoba di dua kota, masing-masing 1000 keluarga penerima manfaat di Denpasar dan Solo, kita mempelajari keberterimaan terhadap kompor induksi ini," ujar dadan.

Paket kompor induksi yang dibagikan kepada masyarakat, disebut Dadan terdiri dari tipe 2 tungku masing -masing dengan daya 1.000 Watt dan daya 1.800 Watt. Sasaran penerima paket kompor induksi ini adalah rumah tangga kecil dengan daya 450 VA dan 900 VA dan usaha mikro. Penerima paket kompor induksi akan dibantu untuk mendapatkan penyesuaian daya listrik secara gratis tanpa menaikkan daya kontrak dengan tarif subsidi seperti semula.

"Terobosan yang kita lakukan adalah mengganti Miniatur Circuit Breaker (MCB) nya dari 450VA menjadi 3.500VA, dan 900 VA menjadi 4.400VA. Kita khusus untuk program ini, nanti untuk keluarga yang memang berhak menerima subsidi ini, otomatis tarifnya mengikuti harga subsidi," jelas Dadan.

Dalam kesempatan yang sama, Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah menyatakan bahwa dalam program konversi kompor induksi ini harus mengutamakan edukasi kepada masyarakat, terutama masyakarat yang dalam golongan subsidi agar memahami penggunaan kompor induksi ini hemat, aman dan nyaman.

"Kompor (induksi) listrik ini sangat bagus dan praktis, tetapi persoalannya masyarakat juga harus diedukasi. Masyarakat perlu ada pendampingan dimana dalam pemakaiannya ini betul-betul aman dan nyaman," ungkap Trubus.

Program konversi kompor LPG ke kompor induksi dinilai sejalan dengan upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dengan pemanfaatan energi yang lebih bersih dan sejalan dengan perkembangan teknologi.

"Program konversi ini juga mendukung program Green Energy untuk mencapai target Net Zero Emission tahun 2060 melalui penggantian pemanfaatan energi gas untuk rumah tangga dengan energi listrik yang lebih ramah lingkungan," tutup Dadan. (U)