Kementerian ESDM Apresiasi Upaya Peningkatan Rasio Elektrifikasi Papua

Monday, 21 October 2019 - Dibaca 1428 kali

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengapresiasi Program 1.000 Renewable Energy For Papua yang digagas PT PLN (Persero) bersama sejumlah perguruan tinggi. Program ini merupakan inisiatif strategis PT PLN dalam rangka percepatan elektrifikasi dengan mengoptimalkan sumber daya lokal berbasis energi baru dan terbarukan.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM F.X. Sutijastoto mewakili Menteri ESDM bersama Deputi Kementerian BUMN dan Direksi PT PLN (Persero) meluncurkan program ini, Jumat (18/10).

Dalam sambutan Menteri ESDM yang disampaikan oleh Sutijastoto, Kementerian ESDM mengapresiasi program "1.000 Renewable Energy for Papua" yang diinisiasi oleh PT PLN (Persero) untuk mencapai target rasio elektrifikasi 100% di provinsi Papua dan Papua Barat di Tahun 2020. "Program melistriki daerah-daerah pedalaman dengan mengoptimalkan sumber daya lokal berbasis energi baru terbarukan ini diharapkan dapat melistriki sekaligus memperbaiki kinerja bauran energi dan menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik," ujarnya.

Seperti diketahui, pada akhir Tahun 2014 lalu, rasio elektrifikasi Papua dan Papua Barat jauh di bawah rata-rata nasional. Rasio elektrifikasi Papua di Tahun 2014 baru mencapai sekitar 43% dan rasio elektrifikasi Papua Barat sekitar 77%. "Melalui berbagai program peningkatan elektrifikasi di kedua provinsi tersebut, hingga September 2019, rasio elektrifikasi di Papua telah mencapai 94% dan Papua Barat 99%," ungkap Sutijastoto.

Sutijastoto menyebtukan bahwa program "1.000 Renewable Energy for Papua" ini tepat untuk melistriki Papua dan Papua Barat, sebab sebelumnya telah dilakukan survei desa dalam serangkaian program "Ekspedisi Papua Terang" yang melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI AD, LAPAN, dan lima perguruan tinggi, yaitu Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), dan Universitas Cendrawasih (Uncen).

Melalui program ini, masyarakat di Provinsi Papua dan Papua Barat akan dilistriki dengan mengoptimalkan sumber daya lokal berbasis energi baru terbarukan yang telah dipetakan potensinya oleh ratusan mahasiswa peserta Ekspedisi papua Terang. Beberapa pembangkit yang dikembangkan antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro yang dapat menghasilkan energi listrik sekitar 5.000 watt, Tabung Listrik (Talis) yang seperti powerbank dan dapat diisi ulang, Pembangkit Listrik tenaga Biomassa (PLTBm) yaitu PLTU skala kecil dari bahan bakar organik yang ada di sekitar kita, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan sumber energi matahari dapat disalurkan pada jaringan tenaga rendah atau dapat mengisi ulang Talis. (PSJ)