Laporan dari SOME-41: Begini Sejarah Kerjasama Energi ASEAN

Wednesday, 21 June 2023 - Dibaca 325 kali

Tahun 2023 ini, Indonesia menjadi Ketua ASEAN. Penyerahan keketuaan telah dilakukan secara simbolis saat Presiden Joko Widodo menerima palu dari Perdana Menteri Kamboja Hun Sen pada tanggal 22 November 2022. Dalam perhelatan 41st Senior Officials Meeting on Energy ASEAN (41st ASEAN SOME), di Sekretariat ASEAN Jakarta, Selasa (20/6/2023), Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Wanhar membagikan sedikit sejarah kerjasama ASEAN di bidang energi yang melatarbelakangi terselenggaranya SOME-41 di Indonesia tahun ini.

"Kalau kita liat sejarahnya Indonesia yang memang mempunyai keinginan besar untuk menjembatani negara-negara ASEAN. Indonesia sebagai tuan rumah karena pemrakarsa nya itu memang lima negara, yaitu: Indonesia, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Singapura" ujar Wanhar.

Melihat sejarahnya, Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) atau Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara adalah organisasi kawasan yang mewadahi negara-negara di Asia Tenggara. Pendirian ASEAN tersebut diprakarsai oleh Menteri-menteri Luar Negeri Adam Malik (Indonesia), Narciso Ramos (Filipina), Thanat Khoman (Thailand), Tun Abdul Razak (Malaysia), dan S. Rajaratnam (Singapura) melalui Penandatanganan Deklarasi Bangkok di Thailand pada 8 Agustus 1967.

Indonesia sebagai salah satu pendiri ASEAN sangat mendukung pembentukan ASEAN untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang damai, aman, stabil dan sejahtera. Sesuai dengan Motto ASEAN "One Vision, One Identity, One Community", ASEAN menjadikan organisasi persatuan bangsa Asia Tenggara untuk bekerjasama mempromosikan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan budaya di kawasan Asia Tenggara melalui kerja sama multilateral.

Indonesia sendiri telah beberapa kali menjadi tuan rumah Keketuaan ASEAN sejak tahun 1976. Diawali dengan pelaksanaan The 1st ASEAN Summit - Meeting Of ASEAN Heads Of Government ASEAN Summit Meeting di Bali tanggal 23-24 Februari 1976. Kemudian Indonesia kembali menjadi tuan rumah pada The 9th ASEAN Summit di Bali, 7 Oktober 2003.

Pada 17 November 2011, The 19th ASEAN Summit Indonesia kembali diselenggarakan di Indonesia di Bali. Di tahun 2013, pertemuan Menteri Energi se-ASEAN pada The 31st ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) and its Associated Meetings "Energy Sustainability For ASEAN Prosperity" digelar di Bali pada 25 September 2013.

Pada tahun ini, untuk kelima kalinya Indonesia menjadi tuan rumah Keketuaan ASEAN pada pagelaran The 41st Senior Officials Meeting on Energy (SOME) ASEAN. Peran Chairmanship di ASEAN 2023 menurut Wanhar dapat dijadikan momentum Indonesia untuk mengintegrasiikan kepentingan nasional dengan ASEAN.

Dalam perkembangan kerja sama ASEAN di bidang energi, terdapat berbagai lingkup kerja sama, diantaranya:

1. Program Asean Power Grid (APG), dilakukan untuk memperluas perdagangan listrik multilateral regional, memperkuat ketahanan dan modernisasi jaringan, serta mempromosikan integrasi energi bersih dan terbarukan.

2. Program Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP), untuk mengejar pengembangan pasar gas bersama untuk ASEAN dengan meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas gas dan LNG.

3. Coal and Clean Coal Technology (CCT), untuk mengoptimalkan peran CCT dalam memfasilitasi transisi menuju pembangunan berkelanjutan dan rendah emisi

4. Energy Efficiency and Conservation (EE&C), untuk mengurangi intensitas energi sebesar 32% pada tahun 2025 dan mendorong upaya efisiensi energi terutama di bidang transportasi dan industri.

5. Renewable Energy (RE), untuk meningkatkan porsi energi terbarukan menjadi 23% di TPES dan 35% di kapasitas daya terpasang pada tahun 2025.

6. Regional Energy Policy and Planning (REPP), untuk memajukan kebijakan dan perencanaan energi untuk mempercepat transisi dan ketahanan energi daerah

7. Civilian Nuclear Energy (CNE) untuk membangun kemampuan sumber daya manusia pada ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir untuk pembangkit tenaga listrik. (UH)