Laporan Dari SOME-41, Negara-Negara ASEAN Menyadari Pentingnya Transisi Energi
Hari Ketiga pelaksanaan 41st ASEAN Senior Officials Meeting on Energy ASEAN (SOME-41) diwarnai berbagai kegiatan di ASEAN Sekretariat Jakarta. Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Wanhar selaku SOE Leader Indonesia mengapresiasi delegasi negara-negara ASEAN yang telah menyadari pentingnya transisi energi untuk mendukung tercapainya Net Zero Emission.
Wanhar mengatakan bahwa kegiatan 41st SOME tahun ini banyak delegasi yang menyampaikan pendapatnya masing-masing, hal tersebut dipicu karena banyak negara yang telah menyadari pentingnya transisi energi.
"Di tahun-tahun sebelumnya delegasi tidak banyak komentar atau tanggapan, namun pada kali ini semua ingin menyampaikan pendapat mereka masing-masing," kata Wanhar di sela-sela pertemuan SOME-41, Rabu (21/6/2023).
Sidang hari ketiga diwarnai dengan berbagai kegiatan diantaranya pertemuan 5th SOME-IRENA, 14th SOME-IEA, 1st ASEAN - ADB Energy Dialogue dan 1st ASEAN - UE Energy Dialogue.
Pada kegiatan 5th SOME - IRENA Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu selaku SOE Chair menyampaikan apresiasi terhadap IRENA atas kerja sama selama empat tahun terakhir melalui kolaborasi multilateral dan bilateral.
Peningkatan kerja sama antara ASEAN dan IRENA akan memberikan kontribusi pada upaya kami dalam meningkatkan energi terbarukan di wilayah kami yang pasti akan mendukung keamanan energi berkelanjutan untuk mencapai transisi energi yang adil dan inklusif," ujar Jisman.
IRENA mempunyai fokus di pengembangan renewable energy dan melihat southeast asia sebagai trade hub khususnya untuk hidrogen. Melihat pentingnya pengadaan dan kompetisi dagang dan juga melakukan analisis untuk ekonomi sosial dari perubahan iklim.
Di kegiatan 14th SOME IEA Jisman menjelaskan bahwa pada pertemuan ini, perlu berfokus pada upaya kerja bersama dan hasil kerja sama ASEAN-IEA, khususnya untuk memungkinkan iklim investasi yang lebih kondusif dan pengadaan yang kompetitif dalam energi terbarukan.
IEA melakukan pemodelan energi terbarukan dan efisiensi. IEA juga melakukan identifikasi aliran modal untuk energi bersih, infrastruktur jaringan listrik, kebutuhan atau permintaan energi transisi untuk mewujudkan komitmen pengurangan gas rumah kaca (GRK) dan untuk investasi ASEAN dalam mencapai target bauran energi terbarukan.
Kegiatan berikutnya 1st ASEAN - ADB Energy Dialogue Jisman mengatakan Kemitraan ADB-ASEAN telah menjangkau berbagai bidang, termasuk kerja sama moneter dan keuangan, pembangunan infrastruktur lintas batas, fasilitasi perdagangan dan transportasi, pembangunan sosial, pertanian dan ketahanan pangan, serta kelestarian lingkungan khususnya di Brunei-Indonesia-Malaysia-Filipina.
Jisman menyampaikan bahwa dunia sedang beralih ke ekonomi rendah karbon termasuk wilayah Indonesia. Menurutnya sangat tepat bagi negara-negara ASEAN untuk membuka akses ke pembiayaan hijau dan teknologi yang akan mempercepat transisi energi yang adil dan inklusif, termasuk melalui penguatan Interkonektivitas PowerGrid.
"No Transition without Transmission. No Security without Interconnectivity," ujar Jisman.
1stASEAN - EU Energy Dialogue seagai penutup kegiatan hari ketiga mendukung inisiatif hijau untuk energi efisiensi dan konektivitas berkesinambungan dengan meningkatkan pengembangan jaringan transmisi dan mendukung perdagangan multilateral listrik dan energi transisi.
"ASEAN dan UE mewakili dua kawasan ekonomi besar dengan kinerja ekonomi yang menjanjikan. ASEAN adalah mitra dagang UE terbesar ketiga di luar kawasan Eropa, di samping Tiongkok dan AS. Sementara itu, EU UIS adalah mitra perdagangan terbesar ketiga ASEAN dan investor terbesar kedua," kata Jisman.
Jisman menyampaikan bahwa pertemuan tersebut merupakan Dialog Energi Pertama Antara ASEAN dan Uni Eropa. Kegiatan tersebut diharapkan mendukung inisiatif hijau untuk energi efisiensi dan konektivitas berkesinambungan dengan meningkatkan pengembangan jaringan transmisi dan mendukung perdagangan multilateral listrik dan energi transisi. (AT)