Launching Electricity Connect 2025, Kementerian ESDM Tegaskan Transisi Energi Kebutuhan Nyata Konsumen Listrik

Wednesday, 8 October 2025 - Dibaca 768 kali

Hal tersebut disampaikan Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wanhar dalam acara Launching Electricity Connect 2025 dengan tema "Strengthening Energy Resilience, Powering Sovereignty" yang diselenggarakan oleh Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) di Jakarta, Selasa (7/10).

Wanhar menjelaskan bahwa ketenagalistrikan memiliki peran strategis, bukan hanya sebagai penggerak pembangunan ekonomi, tetapi juga sebagai fondasi kemandirian bangsa dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, dinamika geopolitik, dan perkembangan teknologi global.

"Transisi dari energi fosil menuju energi terbarukan bukan hanya dorongan dari pemerintah, tetapi telah menjadi kebutuhan nyata bagi konsumen listrik, terutama sektor industri," ujar Wanhar.

Ia juga menyampaikan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam pemerataan akses listrik bagi seluruh rakyat. Meskipun tingkat elektrifikasi nasional telah mencapai lebih dari 98%, masih terdapat sekitar 1,28 juta rumah tangga terutama di wilayah terpencil dan perbatasan yang belum menikmati aliran listrik.

"Tantangan kita adalah memastikan tidak ada satu pun warga negara yang tertinggal dalam menikmati akses listrik," ujar Wanhar.

Ia menambahkan, proyeksi permintaan listrik nasional diperkirakan tumbuh rata-rata 6,9% per tahun hingga 2060, dengan sektor industri dan rumah tangga sebagai penyumbang utama pertumbuhan. Ke depan, pasokan listrik diproyeksikan akan didominasi oleh Energi Baru Terbarukan (EBT), terutama dari sumber angin, surya, dan hidrogen.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero), Suroso Isnandar menyampaikan tekad PLN untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060 melalui Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Ia menargetkan 76% penambahan kapasitas pembangkit listrik berasal dari sumber EBT, termasuk tenaga surya, angin, hidro, panas bumi, dan bioenergi.

"Kami memproyeksikan bahwa batu bara akan digantikan secara bertahap oleh amonia hijau dan hidrogen masing-masing pada tahun 2045 dan 2051," kata Suroso.

Sementara itu, Wakil Ketua I MKI, Chairani Rahmatullah menegaskan bahwa sejak berdiri pada 1998, MKI terus berkomitmen memperkuat industri ketenagalistrikan Indonesia melalui sinergi lintas pemangku kepentingan dan peningkatan efisiensi industri yang ramah lingkungan.

"Electricity Connect 2025 kami rancang sebagai forum strategis untuk mengintegrasikan kebijakan, teknologi, inovasi, dan investasi guna mendukung kemandirian sektor kelistrikan Indonesia," ujar Chairani.

Ia berharap Electricity Connect 2025 menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam memperkuat ketahanan energi nasional, mempercepat transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan, sekaligus mendorong kemandirian sektor ketenagalistrikan menuju masa depan yang hijau dan tangguh.

Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Road to Electricity Connect 2025 - Meet the Stakeholders di mana perhelatan utama akan digelar di Jakarta International Convention Center (JICC) pada 19-21 November 2025. (FK)