Pemerintah Berkolaborasi Lakukan Pemodelan Peta Jalan Transisi Energi

Tuesday, 21 March 2023 - Dibaca 449 kali

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memiliki komitmen untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dalam rangka menuju Net Zero Emission (NZE) 2060. Untuk mewujudkan komitmen tersebut, Kementerian ESDM telah berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk susun pemodelan Peta Jalan Transisi Energi.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu pada acara Coffee Morning Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) 'Membangun Sinergi Nasional Untuk Mencapai Target Nationally Determined Contribution (NDC) Tahun 2030 dalam mempersiapkan Transisi Menuju Net Zero Emission (NZE) Tahun 2060' di Jakarta, (21/03/2023).

"Kementerian ESDM telah berkolaborasi dengan Kementerian/Lembaga dan stakeholders terkait untuk melakukan pemodelan guna menghasilkan Peta Jalan Transisi Energi Menuju Karbon Netral," ungkap Jisman.

Lebih lanjut Jisman menjelaskan bahwa pemerintah telah meningkatkan ambisi pengurangan emisi GRK yang tercantum dalam dokumen enhanced Nationally Determined Contribution (NDC).

"Berdasarkan dokumen tersebut, target pengurangan emisi GRK sektor energi meningkat dari yang semula 314 juta ton CO2e menjadi sebesar 358 juta ton CO2e dengan kemampuan sendiri, dan 446 juta ton CO2e dengan bantuan internasional dari skenario Business as Usual (BAU)," jelas Jisman.

Jisman juga menjelaskan bahwa dalam peta jalan transisi energi, berisikan target dan milestone yang perlu ditempuh Indonesia dari sisi supply dan demand energi untuk mencapai target Net Zero Emission di tahun 2060 atau lebih cepat.

"Berdasarkan peta jalan tersebut, emisi GRK sektor energi diproyeksikan akan turun sebesar 93% dari skenario Business as Usual (BaU), dimana sisa emisi yang dihasilkan adalah sebesar 129,4 juta ton CO2 di tahun 2060," jelas Jisman.

Ketua Umum MKI Evy Haryadi menyatakan bahwa MKI memandang perlu adanya upaya untuk membahas secara lebih detail mengenai penyusunan peta jalan transisi energi.

"Perlu ada upaya-upaya mendefinisikan elemen-elemen penting apa saja yang harus sejalan dengan peta jalan tersebut, elemen itu harus berkembang dan saling memberi kekuatan untuk menuju sasaran," kata Evy.

Evy juga mengungkapkan bahwa MKI ingin mengambil peran sebagai integrator yang menjahit berbagai perspektif demi terbentuknya sinergi secara nasional dan berkontribusi dalam merencanakan kelistrikan kedepan.

Dalam kesempatan yang sama Koordinator Perlindungan Lingkungan Ketenagalistrikan Bayu Nugroho menyatakan bahwa pemerintah Indonesia harus mengejar target penurunan emisi dengan lebih ambisius.

"Kita harus melihat target enhanced NDC pada 2060 yang lebih ambisius lagi. Pada tahun 2021 kita sudah mampu mengurangi emisi GRK sebesar 70 juta ton CO2e di sektor energi," ungkap Bayu.

Pemerintah berharap dengan adanya pemetaan jalan menuju transisi energi ini dapat mewujudkan pembangunan energi ramah lingkungan.

"Peta jalan transisi energi ini diharapkan menjadi gambaran estimasi kebutuhan energi di masa depan dengan mempertimbangkan pengurangan emisi pada sektor energi sehingga tercipta pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan," tutup Jisman. (U)