Pemerintah Dorong Modernisasi Sistem Tenaga Listrik Melalui Smart Grid

Thursday, 29 April 2021 - Dibaca 1319 kali

Pemerintah Indonesia mendorong modernisasi dan pemutakhiran sistem kelistrikan di Indonesia sehingga penetrasi pembangkit listrik berbasis energi terbarukan dapat lebih ditingkatkan. Pemutakhiran tersebut dilakukan melalui digitalisasi di semua infrastruktur ketenagalistrikan baik pembangkitan, transmisi, dan distribusi atau yang dikenal dengan jaringan cerdas (smart grid). Hal tersebut disampaikan Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu pada diskusi PJCI - Pamerindo EnergyTalk 9 Series - SCADA Upgrading: Enabling a Smarter Grid toward Low Carbon Energy System, Kamis (29/04/2021).

Menurut Jisman, Smart Grid tidak selalu diartikan sebagai sebuah modernisasi pada pembangkitan, transmisi, dan distribusi dalam satu kesatuan, namun dapat juga berdiri sendiri berupa modernisasi hanya di tempat tertentu. Menurutnya teknologi smart grid memungkinkan partisipasi pelanggan dalam penyediaan tenaga listrik dengan memasang pengukur pintar komunikasi dua arah.

"Ke depan, konsumen akan bertransformasi menjadi prosumer atau konsumen yang mampu menghasilkan listrik sendiri secara mandiri, baik dengan Solar Home System maupun Mikrohidro," ungkap Jisman.

Dalam kesempatan tersebut, Jisman menyampaikan capaian rasio elektrifikasi Indonesia akhir tahun 2020 yang mencapai 99,20%. Hal ini disebutnya sebagai lompatan besar dari kisaran 53% pada tahun 2000 yang lalu. Ia mengatakan, bahwa strategi penyediaan tenaga listrik yang dilakukan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi tersebut adalah dengan pendekatan Grid dan Off-Grid. Khusus untuk daerah 3T, strategi yang dilakukan adalah Grid Extension untuk wilayah yang dekat dengan eksisting grid, pemanfaatan energi baru terbarukan setempat dengan pembangunan jaringan komunal, serta dengan bantuan battery storage (tabung listrik) untuk masyarakat hidup tersebar (scattered).

Dengan penggunaan Smart Grid, banyak keuntungan yang didapat Indonesia. Diantaranya membantu pencapaian target energi terbarukan sebesar 23%, peningkatan integrasi VRE yang akan mendorong penyebaran target energi terbarukan dalam bauran energi, dan terakhir peningkatan pembangunan infrastruktur kendaraan listrik, termasuk Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dalam menciptakan permintaan atau demand baru untuk mengatasi masalah kelebihan daya," ucap Jisman.

Sebagai informasi, Smart Grid dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJPM) . Targetnya setiap tahun mulai tahun 2020 sampai 2024 diinstalasi lima sistem baru di Jawa Bali. Pengembangan Smart Grid juga dicantumkan dalam Grand Strategi Energi Nasional dan Draft rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT. PLN (Persero) yang saat ini sedang dalam tahap finalisasi.

Jisman mengapresiasi upaya PLN yang berhasil melakukan modernisasi infrastruktur ketenagalistrikan melalui digitalisasi dengan penerapan Advanced Metering Infrastructure (AMI) di Jakarta dan penerapan Digital Substation di proyek Sepatan II. Pada RUPTL PLN 2021-2030, PLN akan membangun smart grid di beberapa lokasi di Indonesia, di antaranya Smart Community Project, Implementasi Automatic Dispatch System (ADS), Smart Micro Grid, Advanced Metering Infrastructure, implementasi trafo digital dan sistem jaringan pintar lainnya. Ia juga mengapresiasi usaha-usaha dalam pengembangan jaringan cerdas seperti diskusi yang diselenggarkan oleh Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia (PJCI) ini.

"Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dari berbagai stakeholder khususnya PJCI yang telah membantu kami dalam mengidentifikasi dan menyatukan persepsi mengenai strategi pengembangan teknologi Smart Grid di Indonesia. Kami mengharapkan dukungan yang berkelanjutan untuk terus mengembangkan teknologi Smart Grid maupun teknologi baru lainnya di masa depan," ujar Jisman. (AT)