Peningkatan TKDN Sektor Ketenagalistrikan Perlu Dukungan Berbagai Pihak

Wednesday, 23 November 2022 - Dibaca 358 kali

Dalam mewujudkan peningkatan realisasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sub sektor ketenagalistrikan, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Dadan Kusdiana dalam acara PLN Locomotion 2022 di Jakarta, Rabu (23/11/2022).

"Untuk mewujudkan peningkatan TKDN di sub sektor ketenagalistrikan cukup menantang. Dalam rangka mengatasi hal tersebut, diperlukan sinergi, kolaborasi, dukungan, dan keterbukaan dari semua pihak dan pemangku kepentingan," ungkap Dadan mewakili Menteri ESDM.

Lebih lanjut Dadan menjelaskan bahwa peningkatan TKDN di sub sektor ketenagalistrikan cukup menantang mengingat selama ini produk lokal yang dihasilkan tidak terserap dengan baik karena dari sisi harga dinilai tidak bersaing, jika dibandingkan dengan produk impor.

"Selain itu, kualitas produk yang masih belum mendapatkan kepercayaan serta penyediaan barang dan jasa yang lebih lama, membuat produk dalam negeri, dalam beberapa case ini sulit mendapatkan tempat," jelas Dadan.

Dalam pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia, penggunaan produk dalam negeri diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 54 Tahun 2012 tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri nasional, meningkatkan lapangan kerja, dan menghemat devisa negara.

"Secara umum capaian realisasi tingkat TKDN di sub sektor ketenagalistrikan sampai dengan Triwulan III tahun 2022 telah mencapai 39,86% dari target sebesar 35%. Jadi kita sudah melewati target tersebut, Alhamdulilah," ungkap Dadan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah serius dalam mewujudkan peningkatan TKDN khususnya di bidang ketenagalistrikan.

"Kita perlu dorong agar betul-betul produksi nasional bisa mendukung tantangan besar infrastruktur kelistrikan," ungkap Airlangga.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PLN Persero Darmawan Prasodjo menyatakan bahwa diakui pada masa sebelumnya menggunakan komponen impor dalam sub sektor ketenagalistrikan.

"Di awal-awal dulu kami memang menghadapi tantangan, kalau ada komponen yang belum bisa diproduksi dalam negeri ya sudah, kami terpaksa impor," ungkap Darmawan.

Namun setelah dibangun manufacturing capacity di dalam negeri, disebut Darmawan komponen yang tadinya harus diimpor dari luar negeri digantikan dengan produksi dalam negeri.

Dadan kembali menegaskan pentingnya sinergi yang sangat diperlukan dalam memfasilitasi pemenuhan TKDN sub sektor ketenagalistrikan.

"Misalnya melalui pembentukan sebuah forum, yang dapat mempertemukan, memfasilitasi pemenuhan TKDN antara badan usaha pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dengan produsen/manufaktur dalam negeri sebagai mitra kerja. Dan diharapkan bisa berjalan dengan optimal sesuai kapabilitas industri terkini di Indonesia," tutup Dadan. (U)