Pentingnya Teknologi Digital Dalam Hadapi Era Revolusi Industri 4.0

Tuesday, 28 June 2022 - Dibaca 823 kali

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana mengungkapkan pentingnya teknologi digital dalam melangkah maju menuju Revolusi Industri 4.0 dengan menerapkan teknologi smart grid, cyber security, serta meningkatkan ekonomi digital.

Hal tersebut disampaikan Rida pada The 40th ASEAN Senior Officials Meeting on Energy (SOME-40) and it's Associated Meetings secara daring, Selasa (28/06/2022).

"Sebagai Ketua Delegasi Indonesia, saya senang menjadi Vice-Chair dari pertemuan SOME hari ini. Kami berharap pertemuan kami hari ini akan menghasilkan hasil yang bermanfaat bagi kita semua," ujar Rida.

Rida mengatakan saat ini pemerintah sedang berada di tengah implementasi ASEAN Plan of Action on Energy Cooperation atau APAEC Phase II 2021-2025 di mana kita telah menetapkan beberapa target di tahun 2025 dengan mencapai target bauran energi terbarukan seiring dengan pengurangan intensitas energi. Semua target ini membutuhkan upaya kolaboratif dengan lembaga internasional.

Target aspirasi ASEAN pada energi terbarukan dan konservasi energi adalah kewajiban bersama untuk membangun sistem energi yang lebih bersih, berkelanjutan, dan adil untuk semua.

"Karena sebagian dari kita adalah negara kepulauan atau negara pesisir yang mengandalkan interkoneksi maritim internasional, sehingga dampak perubahan iklim global akan sangat dahsyat," ungkap Rida.

Pemerintah berupaya untuk meningkatkan penggunaan energi yang lebih bersih dan efisien serta mengurangi emisi CO2 adalah strategi yang tepat untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

Senior Officials Meeting on Energy (SOME)

Pertemuan SOME-40 ini sedianya dilaksanakan secara fisik di Kamboja, namun dikarenakan pandemi Covid-19 Kamboja selaku tuan rumah menyelenggarakannya secara virtual/daring.

SOME-40 merupakan forum rutin tahunan pejabat tinggi kerjasama energi ASEAN yang membahas capaian dan arahan atas program kerjasama energi regional ASEAN maupun dengan mitra wicara sebagaimana diatur dalam ASEAN Plan of Action on energy Cooperation (APAEC) 2016-2025 di mana saat ini sudah memasuki Tahap II (2021-2025). Pertemuan juga akan dihadiri oleh perwakilan 8 (delapan) negara mitra wicara, Sekretariat ASEAN dan ASEAN Center for Energy (ACE), serta organisasi internasional International Energy Agency (IEA) dan International Renewable Energy Agency (IRENA).

Ditjen Ketenagalistrikan selaku focal point kerjasama energi ASEAN mengkoordinasikan kerjasama yang dilaksanakan oleh unit-unit focalpoint di lingkup Kementerian ESDM dan BUMN yang meliputi: ASEAN Power Grid (APG) oleh PLN (Hapua), Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP) oleh Pertamina (ASCOPE), Coal and Cleaner Coal Technology (CCT) oleh Ditjen Minerba, Reneweable Energy (RE), Civilian Nuclear Energy (CNE), dan Energy Efficiency and Conservation (EE&C) oleh Ditjen EBTKE, Regional Energy Policy and Planning (REPP) oleh Setjen DEN.

"Kami tentu berharap pandemi ini segera berakhir dan dengan senang hati kami akan menyambut Anda semua secara tatap muka dalam rangkaian pertemuan SOME dan AMEM tahun depan di Indonesia dalam keketuaan Indonesia di Asean 2023," tutup Rida. (AT)