Perlunya Teknologi Smart Grid dalam Pengembangan Kendaraan Listrik

Saturday, 27 February 2021 - Dibaca 1161 kali

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan perlunya digitalisasi melalui teknologi Smart Grid untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik, Jumat (26/2/2021), dalam webinar bertajuk "Implementasi Smart Grid". Arifin menyebut Kementerian ESDM telah membuat peta jalan untuk Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).

"Diharapkan sampai dengan 2030 telah tersedia 31.859 SPKLU di lokasi yang tersebar Jakarta, Bandung, Tangerang, Surabaya, dan Bali. Sedangkan SPBKLU untuk kendaraan listrik roda dua ditargetkan mencapai 67.000 pada 2030," ujar Arifin.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah telah mengeluarkan regulasi untuk mendukung kendaran listrik dengan mengeluarkan Permen ESDM Nomor 13 Tahun 2020 yang merupakan turunan dari Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

"Untuk mewujudkan program ini, diperlukan digitalisasi yang dapat memudahkan konsumen dalam melakukan pengisian listrik pada SPKLU dan penggantian baterai pada SPBKLU," Arifin menuturkan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Perencanaan Korporat PT PLN (Persero) Ikbal Nur mengatakan Smart Grid merupakan bagian dari transformasi di PLN. Tranformasi ini terdiri dari empat pilar, yakni green, lean, inovatif, dan customer-focused.

"Di (pilar) inovatif, kami juga mendukung program kendaraan listrik melalui charging stations kendaraan listrik," kata Ikbal. Sementara untuk keterlibatan konsumen, PLN telah mengeluarkan aplikasi Charge.IN bagi pengguna kendaraan listrik. Ikbal menyatakan PLN siap menyongsong era kendaraan listrik dengan melakukan persiapan-persiapan yang tertuang dalam rencana jangka menengah dan rencana jangka panjang PLN.

Lebih lanjut, Ikbal mengatakan secara umum implementasi Smart Grid PLN saat ini berfokus pada keandalan, efisiensi, customer experience, dan produktivitas grid dengan estimasi CAPEX/belanja modal Rp10-25 triliun.

"Sedangkan tahap berikutnya, PLN fokus pada ketahanan (resiliency), customer engagement, sustainability, dan self healing dengan estimasi CAPEX Rp30-50 triliun," Ikbal menyampaikan.

Webinar ini merupakan bagian dari rangkaian webinar Smart Grid yang dimulai sejak 9 Februari 2021. Sebelumnya, topik yang diangkat adalah mengenai konsep dan definisi Smart Grid, serta investasi Smart Grid. Kali ini, narasumber yang hadir membahas implementasi Smart Grid serta kisah sukses pengembangan Smart Grid di India dan Belgia. (AMH)