Perwujudan Percepatan KBLBB Merupakan Tanggung Jawab Bersama

Friday, 5 August 2022 - Dibaca 649 kali


Pemerintah terus mendorong upaya percepatan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sebagai transportasi jalan, salah satunya adalah dengan menerbitkan Peraturan Presiden No. 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk Transportasi Jalan. Dalam Perpres ini dijelaskan bahwa perwujudan percepatan KBLBB merupakan tanggung jawab bersama, baik pemerintah pusat dan juga daerah. Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Kelaikan Teknik dan Keselamatan Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Didit Waskito dalam acara Webinar "Charging Station Lambat, Kendaraan Listrik Sepi Peminat" yang diselenggarakan oleh Solopos Media Grup secara daring pada Kamis, (04/08/2022).

"Dari terbitnya Perpres, itu mengatur semua hal yang tujuannya untuk percepatan KBLBB, dan ini bukan hanya Kementerian ESDM yang berkewajiban, semua sektor termasuk perindustrian, perhubungan, pemerintah daerah, pemerintah pusat, semua punya tanggung jawab masing-masing terkait percepatan KBLBB," ungkap Didit.

Lebih lanjut Didit menjelaskan bahwa, berdasarkan Perpres tersebut Kementerian ESDM menerbitkan Permen ESDM No. 13 Tahun 2020 tentang Penyediaan Infrastruktur Pengisian Listrik Untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai yang berfokus pada pembangunan infrastruktur KBLBB.

"Kita tentang infrastrukturnya ya, jadi pembangunan SPKLU dan SPBKLU, bagaimana skema bisnisnya aturan-aturan seperti apa. Standar keselamatan juga harus kita perhatikan karena ini merupakan fasilitas umum yang digunakan masyarakat," ujar Didit.

Sekretaris Pusat Unggulan IPTEK (PUI) Baterai Lithium Universitas Negeri Surakarta Muhammad Nizam yang hadir sebagai narasumber menyatakan bahwa tantang pengembangan KBLBB dan charging station kedepan adalah bagaimana menjadikannya sebuah tren.

"Kedepan kendaraan listrik makin banyak, ini akan menjadi tren. Kalau sekarang dimana ada wifi di cafe misalnya disitu banyak orang, nah kedepan maka orang akan ada dimana tempat ada charging station atau battery swap,"jelas Nizam.

Hadir juga sebagai narasumber, CEO PT Batex Energy Mandiri Rina Wiji Astuti yang menyatakan bahwa permintaan lithium battery di Indonesia diproyeksikan akan semakin meningkat dan pihaknya ingin turut andil dalam memproduksi baterai lokal.

"Kami melihat meningkatnya permintaan lithium battery di Indonesia, dan saat ini hampir 90% baterai yang beredar di Indonesia merupakan produk impor," ujar Rina.

Kementerian ESDM juga melakukan berbagai upaya pendukung percepatan KBLBB, diantaranya adalah dengan konsisten melaksanakan public launching untuk mengajak masyarakat menggunakan KBLBB dan secara aktif melakukan uji coba konversi kendaraan BBM menjadi KBLBB.

"Selain itu, Kementerian ESDM juga memasukkan program KBLBB sebagai salah satu program strategis di Grand Strategy Energi Nasional 2021-2040 dimana target sebanyak 13 juta roda dua dan 2 juta untuk roda 4 di tahun 2030," tutup Didit. (U)