Sambut IMF-WB Meeting Dan Asean Leader Meeting, Pasokan Listrik Bali Dipastikan Aman

Wednesday, 26 September 2018 - Dibaca 1834 kali

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan bersama PT PLN (Persero) memastikan pasokan listrik di Bali aman menjelang pertemuan International Monetery Fund (IMF) - World Bank Annual Meeting 2018. Pertemuan akan diselenggakan pada tanggal 8-14 Oktober 2018 di Bali yang dihadiri oleh 27 Kepala Negara, 189 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank, 3.700 Delegasi, 2.000 Officer, dan 10.000 partisipan dari seluruh dunia. Bersamaan dengan acara tersebut pertemuan ASEAN Leader juga dilaksanakan pada tanggal 11-13 Oktober 2018 yang akan dihadiri oleh 10 Kepala Negara ASEAN.

Pertemuan IMF-World Bank Annual Meeting 2018 dilaksanakan setiap tahun untuk mendiskusikan pekerjaan dari setiap institusi Bank Negara di dunia. Pada pertemuan yang dilaksanakan di Bali tahun ini, diharapkan akan memberikan pengaruh positif terutama dari sektor pariwisata sehingga nantinya akan berdampak ke semua sektor terutama sektor perekonomian.

Untuk memastikan keamanan dan keandalan pasokan listrik di Bali pada waktu terselenggaranya acara tersebut, maka pada tanggal 26 September 2018 dilakukan Apel Gelar Pasukan Siaga Suplai Listrik World Bank Annual Meeeting 2018 di Nusa Dua, Bali. Apel dilakukan untuk memastikan penyediaan suplai listrik dengan menggelar operasi siaga PLN beserta Mitra Kerja dalam rangka pengamanan pasokan listrik selama penyelenggaraan IMF-WB Meeting Dan ASEAN Leader Meeting.

Apel tersebut dihadiri oleh Direktur Pembinaan Pengusahaan Hendra Iswahyudi, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara, Djoko R. Abumanan, dan General Manager PLN Dis. Bali, Nyoman S. Astawa serta perwakilan dari Indonesia Power, PLN APB, PLN APP Bali, PLN Distribusi Bali, ICON+, dan mitra kerja PLN.

Djoko R. Abumanan menyampaikan dalam rangka pengamanan pasokan listrik, PLN telah melaksanakan dua tahapan kegiatan yaitu masa persiapan dan masa operasi. Masa persiapan dilakukan dengan merehabilitasi dan membangun infrastruktur kelistrikan mulai dari pembangkitan, transmisi dan distribusi. Untuk kesiapan pembangkit, daya mampu pembangkit total sebesar 1.274 MW, dengan prediksi beban puncak pada acara sebesar 8.68,2 MW sehingga cadangan daya yang tersedia sebesar 405,8 MW (32%). Selain itu kesiapan persedian energi primer meliputi Batubara, LNG (Liquified Natural Gas), HSD (High Speed Diesel), dan MFO (Marine Fuel Oil) berada pada kondisi aman atau normal.

"Untuk masa siaga operasi, PLN telah menyiagakan petugas dari pembangkitan, transmisi, gardu induk, gardu hubung, gardu distribusi, lokasi hotel dan venue tempat acara yang berjumlah kurang lebih 500 orang", ujar djoko. PLN juga melakukan pemasangan backup suplai UPS (Uninterruptible Power Supply) di venue dan di hotel tempat menginap tamu negara.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Hendra Iswahyudi selaku pembina Apel Gelar Pasukan Siaga Suplai Listrik memberikan arahan kepada petugas agar selalu siaga dalam menjalankan tugas. Hendra menyampaikan bahwa suplai listrik yang andal, berkualitas dan mengutamakan keselamatan ketenagalistrikan menjadi prioritas utama. "Untuk itu, saya meminta jajaran PLN dan Mitra Kerja untuk ekstra siaga sesuai dengan SOP yang sudah dipersiapkan,"ujar Hendra.

Selain melakukan Apel Gelar Pasukan Siaga Suplai Listrik, Hendra iswahyudi juga berkunjung ke venue untuk melihat sistem kelistrikan lokasi tempat dimana acara IMF dan-WB 2018 berlangsung untuk memastikan ketersediaan pasokan listrik. "Saya ucapkan terima kasih dan selamat bertugas kepada jajaran PLN dan Mitra Kerja untuk menjaga pasokan kelistrikan selama acara berlangsung. Semoga semua berjalan lancar dari awal hingga akhir, sehingga saatnya Indonesia dapat menunjukan citra yang positif di mata internasional," tutup Hendra. (UH)