Tingkatkan Kapasitas EBT, Menteri ESDM Dorong Pemanfaatan Hydro Power

Tuesday, 31 October 2023 - Dibaca 67 kali

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya meningkatkan kapasitas energi baru terbarukan (EBT) dalam pemanfaatan energi listrik. Salah satu potensi EBT yang harus ditingkatkan pemanfaatannya adalah energi hidro untuk pembangkit listrik.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam acara ASEAN High-Level Dialogue "World Hydro Power Congress 2023" di Bali, Selasa, (31/10/2023).

"Untuk memanfaatkan lebih banyak potensi hidro, kita perlu mengembangkan beberapa strategi potensi hidro, termasuk pengembangan pembangkit listrik tenaga air untuk mendukung industri hijau melalui program pengembangan industri berbasis energy baru terbarukan," ungkap Arifin.

Lebih lanjut Arifin menjelaskan bahwa dalam deklarasi ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) ke-41, telah ditetapkan bahwa Negara Anggota ASEAN akan saling terhubung melalui ASEAN Power Grid dan Trans ASEAN Gas Pipeline pada tahun 2045 dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) menjadi salah satu potensi unggulan.

"Pengembangan interkonektivitas energi di ASEAN sangat penting sebagai tulang punggung untuk mengevakuasi potensi energi terbarukan, meningkatkan ketahanan energi dan mempercepat transisi energy. Pembangkit Listrik Tenaga Air menjadi salah satu potensi EBT unggulan untuk menjamin keamanan energi berkelanjutan di Asia Tenggara," jelas Arifin.

Dalam kesempatan yang sama Executive Director ASEAN Center for Energy Nuky Agya Utama menyampaikan bahwa peran PLTA pada penambahan EBT masih signifikan.

"Jaringan Listrik ASEAN dapat mengintegrasikan lebih banyak energi terbarukan (tenaga surya dan angin) secara berkala, namun peran pembangkit listrik tenaga air masih signifikan dengan sekitar 60 GW pada tahun 2025," ungkap Nuky.


Pemanfaatan Panel Surya pada PLTA

Arifin juga menyampaikan bahwa strategi lain untuk menambah porsi EBT adalah dengan menambahkan panel surya terapung pada reservoir PLTA yang memungkinkan peningkatan pembangkitan energi.

"Panel surya menghasilkan listrik pada siang hari, sedangkan tenaga air dapat menyediakan listrik secara konsisten dan daya yang dapat diandalkan. Dengan sistem kendali yang terintegrasi, kedua pembangkit listrik menciptakan pasokan listrik yang lebih seimbang dan andal," jelas Arifin.

Pembangunan PLTA harus dilakukan dengan fokus pada keberlanjutan dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat lokal dan pelestarian ekosistem. Selain itu diperlukan pengembangan teknologi dan perbaikan dalam desain dan manajemen proyek.

"Komitmen yang kuat untuk bersama-sama berintegrasi dalam pengembangan EBT termasuk pembangkit listrik tenaga air adalah fondasi yang kuat untuk keberhasilan transisi menuju ke arah yang lebih baik masa depan yang berkelanjutan," tutup Arifin.