Antisipasi Peningkatan Kebutuhan, PLN Segera Proses PLTU Jawa Tengah
JAKARTA. PT PLN (Persero) tengah memproses pembangunan proyek PLTU 2.000 MW senilai US$ 3 miliar di Jawa Tengah untuk mengantisipasi peningkatan permintaan listrik daerah tersebut beberapa tahun mendatang. Proyek ini menggunakan skema Public Private Partnership (PPP) yaitu partisipasi swasta dalam penyediaan infrastruktur publik yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Infrastructure Summit 2006 lalu.Seusai bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Direktur Bisnis Dan Manajemen Risiko PLN Murtaqi Syamsuddin mengatakan, saat ini proses pemilihan partner dan telah menjaring tujuh calon investor. Pemenang nantinya akan menandatangani kerjasama dengan PLN selama 25 tahun dan pemilihan pemenang akan dilaksanakan pada bulan September 2010.Proyek yang diperkirakan dapat menyerap sekitar 3.000 tenaga kerja selama masa konstruksi dan sekitar 300 orang pada saat beroperasi nanti, diharapkan akan dapat mulai beroperasi pada tahun 2015. Kehadiran pembangkit dengan pola build-own-operation-transfer (BOOT) juga mampu meningkatkan rasio elektrifikasi Jawa Tengah yang saat ini masih sekitar 70,2%, ujar Murtaqi Samsuddin.Murtaqi merujuk studi yang dilakukan International Finance Corporation (IFC) dan Bank Dunia yang menunjukkan bahwa economic internal rate of return (EIRR) proyek ini tergolong tinggi, yakni mencapai 27,14% dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi sampai 6%. EIRR adalah rasio yang dipakai untuk mengukur output ekonomi yang diperoleh masyarakat atas suatu proyek. Semakin besar EIRR semakin tinggi tingkat manfaat proyek tersebut bagi masyarakat.Pertumbuhan permintaan listrik Jawa Tengah akan mencapai 6,5% pada tahun ini, diperkirakan pada tahun 2011 mendatang dan seterusnya akan meningkat rata-rata menjadi 7-8% per tahun seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang cenderung meningkat. Beberapa pembangkit yang ada di Jawa Tengah saat ini, seperti Tanjung Jati, Rembang, Cilacap dan Tambak Lorok belum mampu mencukupi permintaan di sistem kelistrikan Jawa saat ini.Terkait dengan teknologi yang dipergunakan, Murtaqi Samsuddin menjelaskan bahwa pembangkit yang akan dibangun menggunakan teknologi pembakaran batubara yang bersih dan ramah lingkungan, yaitu supercritical boiler atau ultra-supercritical boiler yang terbukti menghasilkan karbon lebih sedikit jika dibandingkan dengan pembangkit lain yang menggunakan teknologi yang berbeda. Teknologi tersebut lanjut Belia telah dipergunakan di beberapa negara seperti Jepang dan negara-negara Eropa. (SF)
Share This!