Antisipasi Pertemuan IMF - World Bank, Pemerintah Jamin Pasokan BBM Wilayah Bali Aman

Friday, 5 October 2018 - Dibaca 987 kali

TUBAN - Mengantisipasi lonjakan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) menghadapi kegiatan Annual Meeting IMF - World Bank Group 2018, Pemerintah memastikan kesiapan PT Pertamina (Persero) wilayah Bali dalam memenuhi kebutuhan BBM, yang diproyeksikan naik sebesar 30% dari hari biasanya.

Menteri ESDM Ignasius Jonan meminta agar Pertamina juga memperhatikan tingkat keamanan dari semua fasilitas BBM yang dimilikinya, terutama Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) dan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM).

"Ini security untuk DPPU di bandara-bandara diupayakan untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Prosedur (masuk ke TBBM dan DPPU) harus ketat. Orang yang tidak dikenal tidak boleh masuk karena salah satu titik yang rawan adalah TBBM," ujar Menteri ESDM di DPPU Ngurah Rai, Bali, Jumat (5/10).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Basuki Trikora Putra menyampaikan,puncak kebutuhan BBM diperkirakan akan terjadi antara H-7 dan H+7 ketika delegasi dan peserta kegiatan tersebut mulai berdatangan hingga seminggu setelah acara puncak selesai. Puncaknya, sekitar 4.000 liter per hari akan dikonsumsi pada tanggal 12-14 Oktober nanti.

"Pada situasi normal, kebutuhan BBM di Bali sekitar 2.800 liter tiap hari. Kami perkirakan selama penyelenggaraan pertemuan IMF, meningkat menjadi 3.400 liter dan pada puncaknya tanggal 12-14 Oktober mencapai lebih dari 4.000 liter," katanya.

Guna memenuhi kebutuhan BBM tersebut, PT Pertamina menyiagakan 5 TBBM dan 2 DPPU, yakni TBBM Sanggaran, TBBM Manggis, TBBM Reo, TBBM Maumere, dan TBBM Ende. Sedangkan 2 DPPU adalah DPPU Ngurah Rai dan DPPU Labuan Bajo.

Di samping itu, Pertamina akan memperkuat fasilitas tambahan penyaluran pada TBBM dan SPBU ring 1 dari lokasi acara. Sebanyak 7 SPBU ring 1 akan dijadikan SPBU kantong dengan masing-masing 1 mobil tangki stand by. Prioritas penyaluran produk dari TBBM adalah wilayah Badung dan Denpasar.

Khusus untuk avtur, kenaikan diperkirakan mencapai 30% di DPPU Ngurah Rai. Angka ini didapat dari asumsi kenaikan penerbangan yang rata-rata sebelumnya 16 pesawat per jam menjadi 30-36 pesawat per jam. Kenaikan konsumsi BBM juga terjadi di DPPU Labuan Bajo. Hal ini dikarenakan kenaikan jumlah penerbangan menjadi 48 pesawat dari 15 pesawat per hari.

Penulis: Naufal Azizi

Share This!