Orasi Ilmiah di Kota Pahlawan, Jonan: Rasio Elektrifikasi Bencmark Pemerataan Pembangunan Nasional

Friday, 10 November 2017 - Dibaca 1637 kali

SURABAYA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyampaikan Pemerintah akan terus berusaha menekan angka kesenjangan di Indonesia. Hal ini disampaikan Menteri Jonan mewakili Presiden Joko Widodo saat memberikan orasi ilmiah pada Dies Natalis ke-63 Universitas Airlangga di Surabaya, yang bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional, Jumat (10/11).

Upaya menekan kesenjangan sosial ini, menurut Jonan, ditempuh melalui kebijakan pemerataan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia di tahun ketiga Pemerintahan Jokowi. "Saya kutip berkali-kali, Beliau (Presiden) bilang pemerataan yang berkeadilan sosial itu sangat amat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ungkap Jonan di hadapan civitas akademika Universitas Airlangga.

Jonan mengutarakan implementasi nyata atas pemerataan yang berkeadilan sosial di sektor ESDM diwujudkan melalui capaian rasio elektrifikasi sebesar 93,08%, penurunan subsidi energi, penerapan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan satu harga di 157 lokasi, pembagian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTHSE), serta listrik perdesaan di Papua dan Papua Barat.

Bahkan, meningkatnya rasio elektrifikasi yang merupakan salah satu tanggung jawab Kementerian ESDM ini merupakan pendorong ekonomi kreatif yang akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. "Rasio elektrifikasi ini sebagai salah satu benchmark pemerataan pembangunan nasional," tegas Jonan.

Lebih lanjut Jonan mengungkapkan, beberapa aspek pemerataan yang disasar oleh Pemerintah meliputi stabilitas politik, hukum dan HAM (polhukam) dan kebudayaan, pembangunan ekonomi dan peningkatan produktivitas, pengentasan kemiskinan serta ketimpangan antarwilayah.

Arah kebijakan ini, ungkap Jonan, merupakan kelanjutan dari kebijakan tahun pertama yang fokus pada peletakan fondasi pembangunan nasional melalui transformasi fundamental perekonomian dan peletakan kembali paradigma Indonesia sentris.

Sementara di tahun kedua, Pemerintah mendorong percepatan pembangunan nasional, baik fisik, sumber daya manusia hingga daya saing global. Ketiga arah kebijakan ini dinilai Jonan menuju ke arah yang lebih baik. "Meski tidak signifikan, saya akui ini menuju ke arah yang lebih baik," kata Jonan.

Selama periode tersebut, Jonan mengutarakan ada lima indikator yang terlihat menampilkan tren positif, yaitu angka kemiskinan menurun, pertumbuhan ekonomi stabil, inflasi terkendali, ketimpangan pendapatan menurun, dan pengangguran menurun.

"Untuk terus menguatkan keberhasilan tersebut, perlu didorong peningkatan investasi, pusat pertumbuhan ekonomi baru dan peningkatan produktivitas," tegas Jonan. (NA)

Share This!