Pengembangan Gas Natuna Semakin Prospektif

Friday, 2 May 2008 - Dibaca 4712 kali

''Dengan harga gas bumi USD 16/MMBTU maka pengembangan lapangan minyak di laut dalam seperti Natuna bisa pikirkan kembali,'' papar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro saat memberikan sambutan pembukaan Seminar 'Sektor ESDM Menyikapi Kenaikan Harga Minyak Dunia', Rabu (30/4) di gedung Ditjen Migas, Kuningan, Jakarta.

Menurut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro kenaikan harga minyak mentah juga membuat pengembangan lapangan minyak laut dalam seperti di West Seno dan Natuna memiliki prospek untuk dikembangkan. ''Penemuan minyak West Seno serta lapangan eks ConocoPhilips di Natuna memberikan bukti bahwa potensi minyak di lapangan laut dalam memiliki prospek untuk dikembangkan,'' ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro.

Untuk itulah upaya meningkatkan produksi minyak kini semakin luas cakupannya. Tak hanya wilayah kerja onshore dan laut dalam, lapangan marginal atau sumur tua yang memiliki potensi produksi sekitar 80 ribu barel per hari (bph) juga semakin ekonomis untuk dikembangkan. Pemerintah pun sudah mengeluarkan aturan pengembangan lapangan marginal.

Pada kesempatan tersebut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan bahwa sumur-sumur produksi minyak di Indonesia tergolong sudah berumur. Sehingga secara alami tengah mengalami penurunan produksi. ''Penurunan sebenarnya sudah terjadi sejak 1995. Setiap tahun penurunan produksi (declining) mencapai 12,5% atau sekitar 100 ribu barel,'' ujar Menteri ESDM Purnomo.

Oleh sebab itu guna menutup penurunan produksi tersebut diperlukan upaya menemukan sumur produksi baru. Beberapa temuan seperti Blok Cepu dengan potensi produksi sekitar 160 ribu bph, West Seno serta sejumlah lapangan minyak lainnya bisa menjadi langkah nyata menutup penurunan produksi minyak. Namun upaya pencarian sumber minyak masih tetap perlu terus dilakukan.

Share This!