Peningkatan Aktifitas Gunung Soputan Bukan Akibat Gempa Palu

Thursday, 4 October 2018 - Dibaca 1055 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
NOMOR: 0055.Pers/04/SJI/2018
Tanggal: 04 Oktober 2018

Peningkatan Aktivitas Gunung Soputan Bukan Akibat Gempa Palu

Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Soputan di Sulawesi Utara bukan diakibatkan gempabumi yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah. Peningkatan aktifitas Gunung Soputan telah terjadi jauh sebelum gempabumi di Palu terjadi baru-baru ini.

"Hasil analisis data Badan Geologi menyimpulkan bahwa erupsi yang terjadi di Gunung Soputan bukan diakibatkan oleh Gempa Palu melainkan karena intrusi magmatik di dalam Gunung Soputan sendiri. Peningkatan aktivitas Gunung Soputan sudah terjadi lebih dahulu daripada gempa Palu," ujar Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar, Kamis (4/10).

Rudy menjelaskan bahwa intrusi magmatik di dalam Gunung Soputan telah berlangsung lama, dengan uraian sebagai berikut:

  1. Gempa Palu terjadi pada 28 September 2018, sementara itu kegempaan Gunung Soputan sudah meningkat sejak Juli 2018 yang mengindikasikan bahwa pergerakan magma ke permukaan sudah terjadi beberapa bulan sebelum terjadinya Gempa Palu. Magma Gunung Soputan telah bergerak menuju ke arah erupsi sebelum Gempa Palu terjadi.
  2. Sumber magmatisme Gunung Soputan adalah dari pergerakan subduksi Lempeng Laut Maluku yang mengarah ke Barat dan berbeda dengan sumber Gempa Palu yang adalah sesar geser Palu-Koro.
  3. Terdapat 9 gunungapi aktif yang ada di Sulawesi berurutan dari yang terdekat hingga terjauh dari sumber Gempa Palu yaitu: Gunung Colo, Gunung Ambang, Gunung Soputan, Gunung Mahawu, Gunung Lokon, Gunung Tangkoko, Gunung Ruang, Gunung Karangetang dan Gunung Awu. Dari ke-9 gunungapi aktif ini hanya Gunung Soputan yang mengalami erupsi sementara itu 8 gunungapi lainnya belum mengalami erupsi. Hal ini mengindikasikan bahwa Gempa Tektonik Palu bukanlah sumber dari erupsi Gunung Soputan melainkan magma di dalam tubuh gunung itu sendiri yang memungkinkan gunungapi tersebut mengalami erupsi.
  4. Terdapat kemungkinan bahwa magma yang berada di dalam tubuh gunungapi dapat terganggu oleh gempa tektonik berupa pertumbuhan gelembung gas, dorongan gas untuk naik ke permukaan maupun goncangan dapur magma. Statistika gunungapi di dunia mengatakan ada sekitar 0,4% erupsi yang didahului oleh Gempa Tektonik Besar seperti Gempa Palu. Namun hingga saat ini belum ada data maupun pembuktian secara ilmiah yang mengindikasikan bahwa Gempa Palu memicu terjadinya erupsi Gunung Soputan.

Gunungapi Soputan merupakan gunungapi bertipe strato (berlapis) yang terletak pada posisi geografis 1?06'30" Lintang Utara dan 124?44'00" Bujur Timur. Secara administratif berada di Kabupaten Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara. Ketinggian Gunung Soputan sekitar 1.784 meter di atas permukaan laut. Aktivitas vulkanik Gunung Soputan di permukaan umumnya dicirikan oleh hembusan gas maupun pertumbuhan kubah lava.

Setelah 2 tahun istirahat, Soputan menunjukkan gejala peningkatan setidaknya mulai dari Juli 2018 yaitu dimana jumlah Gempa Guguran maksimum sekitar 13 kejadian/hari, bulan Agustus 2018 sekitar 18 kejadian per hari, dan bulan September 2018 sekitar 73 kejadian/hari serta puncaknya pada 2 Oktober 2018 jumlah Gempa Guguran maksimum sekitar 193 kejadian/hari.

Peningkatan yang teramati selama 3 bulan tersebut kemudian dijadikan dasar bagi Badan Geologi melalui PVMBG untuk mengirimkan peringatan dini berupa VONA dengan Color Code YELLOW pada 2 Oktober 2018 pukul 18:46 WIB dan juga berupa peningkatan status aktivitas Gunung Soputan dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga) pada 3 Oktober 2018 pukul 01:00 WITA dengan rekomendasi zona bahaya berada di dalam radius 4 km dengan perluasan secara sektoral ke arah Barat-Baratdaya sejauh 6.5 km dari puncak.

Hingga tanggal 4 Oktober 2018 pukul 13:00 WITA dapat disimpulkan bahwa status aktivitas Gunung Soputan masih berada pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi zona perkiraan bahaya berada di seluruh area di dalam radius 4 km dari puncak dan perluasan sektoral sejauh 6,5 km dari puncak ke arah Barat-Baratdaya. Masyarakat di sekitar Gunung Soputan dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan dari kemungkinan hujan abu.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama



Agung Pribadi


Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama
Agung Pribadi (08112213555)

Ikuti linimasa kami di:
Facebook: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Twitter: @KementerianESDM
Instagram: @kesdm

Share This!