Hemat Energi Listrik 10%, Solusi Mudah Wujudkan Energi Berkeadilan

Saturday, 20 May 2017 - Dibaca 3679 kali

DENPASAR - Budaya menghemat pemakaian listrik di kehidupan sehari-hari digalakkan di kota-kota besar Indonesia. Menghemat sebanyak 10% pemakaian listrik menjadi solusi mudah dan murah dalam mewujudkan energi berkeadilan dan merata di Indonesia. Sekretaris Direktorat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana hari ini Sabtu, (20/05) dalam konferensi pers Kampanye Hemat Energi Potong 10% menyatakan, cara menghemat pemakaian energi listrik di kota-kota besar membuat dana dari penghematan tersebut bisa dialihkan untuk melistriki daerah yang belum berlistrik.

"Kementerian ESDM punya tagline Energi Berkeadilan. Kampanye hemat energi Potong 10% ini menjadi salah satu upaya mewujudkan energi berkeadilan. Kita lakukan besok secara serentak di Bali dan 2 kota lainnya, yaitu Makassar dan Balikpapan," imbuh Dadan.

Kampanye ini ujar Dadan, sudah digaungkan sejak tahun 2015. Himbauan yang disuarakan adalah membiasakan perilaku hemat energi di rumah dengan melakukan hal mudah seperti mematikan lampu atau alat elektronik tak terpakai, mengatur suhu Air Conditioner di dalam ruangan serta tidak membiarkan alat elektronik dalam keadaan stand by.

"Kelihatan kecil kalau hanya 1 unit. Tapi kalau dirumah banyak titik alat elektronik stand by dikalikan 1 Watt bisa jadi 5 Watt per jam. Kemudian dikali 24 jam jadi 120 Watt. Berarti 0.12 Kwh per orang per hari. Kalau dikalikan 40 juta orang bisa jadi besar. Jika bisa dihemat akan besar dampaknya. Jadikan budaya hemat energi dalam kehidupan sehari-hari", lanjut Dadan.

Hal senada disampaikan Kabid Pertambangan Dan Energi Dinas ESDM Bali, Putu Agus Budiana, bahwa budaya potong 10% bisa menjadi solusi praktis karena mencari sumber energi baru lebih sulit. "Sekarang di Bali aman untuk energi listrik. Total daya mampu sekitar 1.278MW. Sedangkan konsumsi kita di Oktober 2016 kemarin sekitar 822 MW. Masih ada cadangan 35%. Tapi tidak bisa berpangku tangan karena kebutuhan listrik tiap tahun naik sampai 7%", ungkap Putu.

Menurut Putu, rasio elektrifikasi di Bali sampai April 2017 sebesar 93.64%, masih adanya 6% masyarakat yang belum dialiri listrik. Penduduk di daerah perkotaan perlu terus diingatkan untuk terbiasa menghemat pemakaian listriknya.

"Di Bali ada Nyepi. Ini jadi salah satu cara pengingat untuk tidak melakukan sesuatu berlebih. Sehingga secara halus diingatkan harus hemat energi agar Sumber Daya Alam (SDA) yang ada bisa dipakai lebih lama dan berkelanjutan", lanjut Putu.

Diharapkan dengan Kampanye Hemat Energi Potong 10% besok, bisa menjadi kegiatan yang berkelanjutan dan menjadi gaya hidup.

Sebagai informasi, Kampanye Hemat Energi ini akan diisi dengan Fun Bike yang diadakan di lokasi Car Free Day di kawasan Lapangan Renon, Denpasar mulai pukul 06.30 WITA. (SA)

Share This!