ICP Tahun 2009 Diprediksi Berkisar 40-60 USD/barel
JAKARTA. Harga minyak mentah masih terus berfluktuasi. Berbagai faktor penentu harga minyak saling berinteraksi. Jika selama tahun 2008 fluktuasi harga minyak mentah tergolong tajam, tahun 2009 diprediksi fluktuasi akan lebih terkendali. Implikasinya, Indonesia Crude Price (ICP) diprediksi juga akan stabil pada kisaran 40 USD per barel hingga 60 USD per barel.''Interaksi dari berbagai kondisi ekonomi dunia, rencana produksi, kapasitas cadangan (stok), perkembangan pasar minyak dan geopolitik serta proyeksi dari berbagai lembaga di dunia, kita menyimpulkan pada asumsi ICP 2009 pada kisaran 40-60 USD per barel,'' ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Evita Herawati Legowo pada saat Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR-RI, Kamis (29/1) di Jakarta.Rapat Kerja yang membahas Penetapan Asumsi Makro Produksi Lifting, Harga Minyak Mentah, Volume BBM Bersubsidi dan Subsidi Listrik untuk RAPBN-Penyesuaian 2009 itu dipimpin oleh Ketua Komisi VII DPR RI Airlangga Hartarto. Dari pihak pemerintah diwakili oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro yang didamping Dirjen Migas, Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, Kepala BP Migas, Kepala BPH Migas dan Dirut PT PLN.Pada saat pemaparan, Dirjen Migas Evita H Legowo mengungkapkan prediksi pengaruh faktor-faktor penentu harga minyak dalam tahun 2009. GDP dunia yang tumbuh lemah hanya 1% yang menyebabkan permintaan minyak negatif 0,2 juta barel per hari (bph) akan berdampak menurunkan harga minyak. Sedang pasokan minyak OPEC yang masih diatas permintaan kecuali dipotong lagi yang bisa berdampak menahan penurunan harga minyak.Penurunan diprediksi juga disebabkan oleh meningkatnya suplai non OPEC dan OPEC-NGL sekitar 1,2 juta bph sebagai hasil kegiatan hulu yang gencar dilakukan saat harga menguat. Selain itu penurunan juga akan disebabkan oleh stok minyak dunia yang tergolong masih tinggi, kapasitas cadangan produksi OPEC yang meningkat menjadi 4 juta bph sehingga cukup untuk mengatasi kelangkaan serta posisi mata uang USD yang iprediksi menguat dan stabil.Faktor geopolitik yang ditandai ketegangan di Timur Tengah dan di Nigeria yang masih tinggi bisa menaikan harga minyak mentah. Adapun cuaca dibeberapa kawasan yang memperlihatkan musim dingin yang keras juga bisa berdampak pada terjadinya kenaikan harga minyak mentah.''Beberapa proyeksi harga minyak dunia tahun 2009 memperlihatkan untuk minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) oleh Reuters rata-rata sebesar 55 USD per barel. Sedang CERA memprediksi rata-rata sebesar 50 USD per barel,'' papar Dirjen Migas Evita H Legowo. Sedang untuk minyak mentah jenis Brent, prediksi Reuters rata-rata sebesar 57 USD per barel. Sedang CGES memprediksi rata-rata sebesar 53 USD per barel.
Share This!