Negara Berkembang Harus Dibebaskan Dari Kewajiban Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Energi

Sunday, 25 November 2007 - Dibaca 5367 kali

Demikian antara lain pendapat yang mengemuka pada Diskusi Persiapan Indonesia dalam COP (Conference On Parties) ke 13 tentang perubahan iklim di Bali bulan depan. Diskusi yang diikuti secara antusias oleh para peserta itu berlangsung di auditorium gedung Departemen ESDM, Jakarta, Jum'at (23/11).

Diskusi yang dihadiri oleh Kepala Badan Litbang Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Neny Sri Utami dan Dra. Masnellyati Hilman Deputi Bidang Peningkatan Konservasi SDA dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Serta sejumlah pejabat eselon I dan II dilingkungan Departemen ESDM.

Apapun yang menjadi topik bahasan maupun rencana Bali Road Map, hendaknya tidak mencakup kewajiban negara berkembang untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dari sektor energi, namun pemanfaatan energi fosil itu dilakukan dengan tetap memperhatikan aspek perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Negara berkembang, seperti Indonesia memang masih sangat bergantung pada energi fosil. Tidak hanya karena mesin industri yang ada saat ini pada umumnya bergantung pada energi fosil seperti batubara, minyak dan gas tetapi juga karena energi inilah yang dapat di kembangkan dalam skala komersial dengan keekonomian yang memadai.

Untuk itulah Departemen ESDM sangat mendukung kelancaran pelaksanaan COP 13 di Bali, 3-14 Desember nanti termasuk menyiapkan pameran terkait dengan pengembangan energi terbarukan, energi bersih dan penghematan energi. Sedang diskusi dilakukan guna menyamakan persepsi dalam menghadapi berbagai isu yang muncul pada pertemuan internasional di Bali mendatang.

Share This!