Peresmian Surabaya Sebagai Kota Gas

Sunday, 14 June 2009 - Dibaca 5029 kali
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIASIARAN PERSNOMOR : 43/HUMAS DESDM/2009Tanggal :15 Juni 2009KUNJUNGAN KERJA MENTERI ESDM DALAM RANGKA PERESMIAN LPG PLANT UJUNG PANGKAH DAN PEMBENTUKAN KOTA GAS DI SURABAYA
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro didampingi Dirjen Migas Departemen ESDM Evita H. Legowo, Wakil Kepala BPMIGAS Abdul Mu'in dan Kepala BPH Migas Tubagus Haryono, melakukan kunjungan kerja ke Surabaya dalam rangka Peresmian LPG Plant Ujung Pangkah dan Pembentukan Kota Gas (City Gas) di Kota Surabaya, Senin, 15 Juni 2009.Pembangunan LPG Plant Ujung Pangkah milik HESS (Indonesia Pangkah), Ltd, merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk menaikkan nilai tambah gas bumi yang selama ini hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan PT. PLN (Persero) Gresik, dengan memisahkan komponen gas propane dan butana pada gas tersebut dan selanjutnya melalui proses pendinginan dihasilkan LPG, dana investasi yang dibutuhkan lebih dari US$ 1 milliar. LPG yang diproduksikan oleh HESS memiliki kapasitas design 327 MT/hari Propane dan 223 MT/hari Butana, hasil produksinya dapat untuk memenuhi kebutuhan LPG di wilayah Surabaya dan Madura. Selain peresmian LPG Plant tersebut, kunjungan kerja Menteri ESDM dan rombongan juga dalam rangka pembentukan Kota Gas yang merupakan salah satu wujud keseriusan Pemerintah dalam mendorong penggunaan gas untuk rumah tangga yang lebih murah, bersih dan aman terhadap lingkungan. Peningkatan pemanfaatan gas bumi untuk rumah tangga, diharapkan dapat mempercepat pengurangan penggunaan minyak bumi serta mengurangi subsidi BBM.Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan gas bumi, pemerintah memprioritaskan penggunaan produksi gas bumi untuk domestik. Alokasi gas untuk domestik berdasarkan perjanjian jual beli gas (PJBG) dalam kurun waktu 2002 s.d Mei 2009 sebesar 16.555 TBTU atau 64,1%. Sedangkan ekspor mencapai 9.284 TBTU atau 35,9%.Khusus pemanfaatan gas bumi untuk rumah tangga, keterbatasan infrastruktur menjadi salah satu kendala. Data BPH Migas menyebutkan, per tahun 2007, jumlah konsumen rumah tangga yang terlayani hanya 81.294 unit. Pemakaian gasnya pun hanya 2 juta kaki kubik per hari.Karena itulah, tahun ini Pemerintah membangun infrastruktur jaringan distribusi gas untuk rumah tangga di Palembang dan Surabaya yang di sekitarnya terdapat sumber gas dan jaringan transmisi. Kedua proyek itu telah selesai dilelang dan segera memasuki tahap konstruksi. Diharapkan akhir tahun ini pembangunan sudah dapat diselesaikan.Berdasarkan road map jaringan gas bumi untuk rumah tangga tahun 2010, Pemerintah akan membangun jaringan distribusi gas di Tarakan, Depok, Bekasi dan Sidoarjo.Pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga di kelurahan Kalirungkut dan Rungkut Kidul, Kota Surabaya dipasok dari Lapindo Brantas, Inc sebesar 2 MMSCF dalam jangka waktu selama 5 tahun. Saat ini pelaksanaan kegiatan telah sampai pada tahap survei ulang dan pengadaan barang, diharapkan pertengahan Juni sudah dapat dilakukan penggalian dan penggelaran pipa. Sehingga pada akhir Desember sudah dapat menyalurkan gas kepada rumah tangga di dua kelurahan tersebut yang mencapai sejumlah 3200 rumah atau sekitar 9.759 KK.Pembangunan infrastruktur gas bumi untuk rumah tangga ini dimaksudkan sebagai pilot project dan diharapkan dapat mendorong Pemerintah daerah ataupun Badan Usaha untuk mengembangkan jaringan gas untuk rumah tangga di daerah. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dana dari Pemerintah pusat.Pengelolaan jaringan gas untuk rumah tangga telah diputuskan dengan mekanisme penetapan status pengunaan (PSP) yang dilandasi dengan ketentuan hukum PP Nomor 06 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Keuangan nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.Untuk mendukung pengembangan gas bumi melalui pipa, dalam waktu dekat pemerintah juga akan menerbitkan Peraturan Menteri ESDM tentang Kegiatan Usaha Gas Bumi Melalui Pipa yang telah selesai dibahas bersama stakeholder.
Kepala Biro Hukum dan HumasSutisna Prawira

Share This!